PAK DE TUKANG BAKSO KELILING
#TantanganGurusiana ke- 18
Setiap sore, setelah pulang sekolah, rutinitasku adalah bersih-bersih halaman, menyapu, menyiram bunga, mencabut rumput, dan membakar sampah. Begitu setiap hari. Tak pernah absen, kecuali bila cuaca hujan. Setelah beberes, pastilah dari kejauhan terdengar bunyi kek…kek…kek…kek…terompet yang berasal dari tukang bakso keliling. Pak De, kami di komplek menyebutnya. Dipanggil Pak De karena mungkin ia berasal dari Jawa. Pak De juga jualan bakso keliling di perumahan kami. Setiap sore akan selalu berkeliling. Dan tentu saja kami sudah hafal, kapan jam jam pak De lewat. Kita sudah siap sedia dengan mangkok. Bakso Pak De tergolong enak dan harganya murah. Banyak macam yang dijualnya, bakso, mie ayam, mie pansit, dan bakso malang. Bakso buatan Pak De rasanya gurih. Aku sukanya Mie ayam bakso dan ditambah tahu. Biasanya Pak De mematok harga tiga belas ribu rupiah. Semua suka, anak-anak sampai orang dewasa. Kalau saja terlewat mereka akan menelpon Pak De, supaya balik lagi. Dan dengan senang hati Pak De pun kembali. Sepuluh ribu rupiah saja sudah membuat perut kita kenyang, terkadang aku malamnya tak masak, karena sudah kenyang. Pak De juga ramah, jarang marah, walaupun banyak pelanggan pak De meminta tambahan, cekerlah, tulang lah, lemak lah. Hehmmm namanya juga ibu-ibu. Tapi Pak De selalu mengiyakan. Itulah mungkin, pelanggan Pak De selalu setia. Sekali berhenti saja Pak De bisa melayani hampir lima belas keluarga. Kalau aku selalu sedia mangkuk, biar cepat. Pak De tak usah menunggu. Dan makannya pun tak harus cepat. Dan semuanya juga begitu.
Suatu sore, aku merasa pusing, sepertinya mau demam. Suara sudah sengau. badan sedikit meriang, mungkin karena kecapek an ketika tadi di sekolah. Biasanya hanya dengan makan makanan yang pedas hidung akan meler dan setelah itu berkeringat, sembuh. Aku menunggu Pak De tak lewat-lewat. Ku Tanya pada Bu Rini, tetangga di samping rumahku. Bu Rini adalah penjual bunga. Tentu saja setiap sore ada saja pembeli yang datang. Bu Rini selalu ada di depan rumahnya. Jadi tak mungkin tak tahu kalau Pak De lewat. Bu Rini bilang Pak De tak ada lewat. Aku disuruh menunggu sebentar lagi. Sampai jelang maghrib Pak De tak lewat depan rumahku seperti biasanya. Bu Rini yang menyimpan nomor Pak De segera menelpon. Ternyata benar, Pak De tak jualan hari ini. Karena Pak De ada kerjaan memotong rumput di Labuh Baru. Waddduh tak jadi deh makan baksonya. Aku hanya minum obat, akhirnya demamku sedikit berkurang. Coba kalau makan bakso Pak De. Tapi ya sudahlah.
Selain jualan bakso Pak De juga tukang potong rumput dan menyapunya, dengan hanya tambahan sepuluh ribu saja. Aku salah satu yang berlangganan potong rumput sama Pak De. Pak De kerjaannya sangat rapi. Pokoknya kalau sama Pak De halaman dijamin bersih. Walaupun kita tak menungguinya. Tak usah susah susah menyapu lagi setelah rumput dipotong. Kalau rumput sudah panjang, selalu Pak De mampir rumah untuk memotongnya. Nanti sore setelah pulang sekolah, sambil keliling jualan uangnya baru diminta. Dengan adanya Pak De jualan cukup tertolong, bagi ibu-ibu yang tak masak. Lumayan dengan harga murah bisa makan bakso enak dan kenyang. Ada yang mau coba bakso Pak De, datang saja ke rumah. Tapi bayar sendiri…ya…heee..heee…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar