Netraku terbelalak tatkala hamparan sawah elok bak permadani. Suara penghuni habitat bersautan. Kodok, jangkerik, belum lagi tarian burung bangau yang sesekali mengepakkan sayapnya walau sekejap. Langit yang cerah putih keabuan sungguh indah untuk diabadikan, membuat bulir padi berkilauan. Sang surya menebar sinarnya, menambah kehangatan bumi yang basah semalam. Semilir angin menyibak rambut Uda Khalid Alteza Hamde, hingga beberapa kali harus dibenahi.

Rumah mewah berdinding kayu itu terlihat menantang awan di antara pematang sawah. Indah. Lekukannya terlihat jelas, itu sentuhan tangan artistik. Warna senada menyatu dengan alam. Ornamennya sederhana tetapi tak menghilangkan kemilaunya. Rumah kayu itu berdiri kokoh di antara batang-batang jerami. Jendelanya terbuka lebar, membuat sang bayu bebas menelusuri ruang demi ruang rumah kayu itu.

Sajian ikan bakar kopiek tak bertulang yang aromanya tercium dari jarak puluhan meter, sungguh menggugah selera yang dari tadi sudah meronta. Masakan khas Melayu Riau ikan bakar plus sambal kecap pedas, lalapan pucuk daun kacang mede tak lupa sambal bawang khas Kuok, gulai nangka, sepiring ayam bumbu yang kuning keemasan, kelihatan yang masak sangat piawai tak luput dari incaran netra. Kerupuk yang juga setia menemani tak menunggu lama sudah ludes, maklum kehadirannya selalu menambah selera, kriuknya terasa. Makan siang hari ini terasa sangat istimewa. Ah lamaknya rebusan daun ubi kini ko. Lembut selembut senyummu di sana.

Pekanbaru, 30 Januari 2023

#TantanganGurusiana Hari ke-17