SELEKTIF MEMILIH TONTONAN
Indonesia akhir-akhir sering dihebohkan oleh unggahan video yang katanya menghibur, tapi jujur sisi menghiburnya di mana. Saya sendiri tidak merasa terhibur, ini hanya analisa saya. Tak tahu kalau menurut para pakar, saya pikir juga akan sama. Kemunculan Jeje dan Bonge yang tiba-tiba viral seantero jagad, cara berpakaian, gaya rambut sampai slogan yang terkenal, anak balita pun pandai menirukan, cara berjalan dan cara bergaul, habis itu blub, pati geni tak ada suaranya. Anehnya orang seantero jagad tiba-tiba latah, dandan karo nyebrang dalan gede, katanya fashion week. Entah itu mengganggu lalu lintas atau tidak mereka tak peduli. Muncullah di beberapa kota. Walaupun beberapa daerah menggelar ini untuk memperkenalkan pakaian daerah masing-masing. Tapi ada juga yang memakai pakaian yang asal nempel. Ndilalah ini tak lama, hilang babar blas. Hanya yang memperkenalkan aset dan kearifan lokal yang bertahan, karena misinya tulus.
Sekarang lagi demam Fajar sadboy, yang katanya jago buat kata-kata mutiara tentang cinta. Mendadak semua stasiun TV berlomba ngadain acara talk show bareng Fajar. Artis terkenal antre buat podcast bareng Fajar. Intinya isi dari kata-kata Fajar ya itu-itu saja. Duuuhhh...entah sampai kapan. Untung muncul berita tentang bocah yang sudah 11 tahun mengurus ibunya yang menderita maaf (sakit jiwa) seorang diri tanpa air dan listrik, yang akhirnya mendapat simpati banyak orang. Kalau nggak entahlah mungkin Fajar akan viral dan tentu saja akan banyak ditonton jutaan orang.
Baru beberapa hari yang lalu ndilalah buka Instagram, lewatlah anak muda nyanyi dengan liril nggak karuan, lagunya apa nadanya bagaimana, untung cepat saya skip, duhhh iki meneh, mumet aku. Aku sik lagek mbatin jangan-jangan yang begini yang akan viral lagi. Biasanya yang aneh-aneh pasti akan viral terlepas itu tontonan atau tuntunan. La tadi sore iseng buka Instagram, nah lo si cowok sudah diundang di podcastnya artis terkenal. Byuh- byuh. Terus atas dasar apa. Memang itu haknya, tetapi apakah manfaat bagi generasi zaman now yang seharusnya mendapatkan asupan gizi hal-hal yang positif. Semakin tak mengerti kondisi sekarang ini. Tapi ada yang menjadi catatan penting, biasanya yang cepat viral, cepat juga menghilang. Rata-rata terkena "Artis Syndrome". Mentalnya belum siap menghadapi orang banyak. Belum bahwa, berhadapan dengan masyarakat itu membutuhkan ilmu. Sopan santun, kecerdasan, performa, prestasi, seharusnya menjadi perhatian yang utama.
Malahan terkadang justru kita terlewat untuk informasi anak kelas 2 SD juara matematika tingkat dunia, siswa yang juara Tahfiz 30 Juz tingkat internasional, dan masih banyak.lagi hal-hal yang seharusnya kita apresiasi malah terlewat. Ya memang itu rezeki orang berbeda-beda, demikian juga takdir. Tapi mbok iyao agak disaring gitu lo. Belum lagi ribuan anak remaja yang berbondong-bondong mengurus dispensasi menikah dini. Beritanya pun simpang siur. Kita seharusnya selektif dalam memilih unggahan yang positif, supaya tidak terjebak dengan justru memviralkan yang seharusnya tidak viral. Kecerdasan kita dituntut dalam hal ini. Kalau kira-kira kita ragu ya sebaiknya tak usah ditonton.
Pekanbaru, 29 Januari 2023
#TantanganGurusiana Hari ke-17
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren menewen ulasannya mbak cikgu.. Sukses selalu
Alhamdulillah akhirnya tayang
Alhamdulillah akhirnya tayang