TERNYATA DUNIA HANYA SELEBAR DAUN KELOR
Ungkapan ini agaknya sedikit mengundang pertanyaan. Daun kelor bentuknya kecil sedikit bulat. Kenapa ya dunia dibandingkan dengan daun kelor, kok nggak daun asem yang lebuh kecil. Apapun itu tentu yang punya ungkapan punya alasan tersendiri.
Sore tadi biasa sambil leyeh-leyeh ngobrol di ruang tamu. Pintu dibuka lebar sengaja biar agak isis. Akhir pekan lumayan untuk bersantai sekadar ngobrol ringan dengan tetangga. Seminggu hanya Hari Minggu lah yang benar-benar dimanfaatkan. Kalau Sabtu, biarpun tanggal merah nggak ngaruh, kita tetap masuk. Walaupun anak-anak tidak ada ekskul, kecuali hanya ekskul silat itupun di lapangan belakang. Karena ada keperluan makanya izin pulang cepat. Sampai rumah masih belum azan zuhur. Hehmmm bisa lega an waktu. Sebentar baring-baring menikmati semilir angin yang masuk lewat pintu dapur belakang. Liukan daun jambu dersono membuat angin juga ikutan kencang masuk ke dapur menembus koridor ke ruang tamu. Wussss segere rek.
Baru saja duduk pegang ponsel datang tiga orang duduk di teras depan. Aku hanya melihatnya sekilas. Tapi seperti ada magnet untuk melihat wajahnya lekat. Masyaallah, seorang Ummahat yang saya kenal betul. Kenal beliau ketika kami sama-sama mengikuti lomba mengkafani jenazah antar RT di Masjid Al Ukhuwah. Kami beda blok, saya blok F. Beliau blok E. Wajahnya ayu, tutur katanya lembut, kulitnya putih bersih seperti ummahat rumahan. Tak seperti aku tangan selalu gosong terpapar sinar matahari jalan raya. Tetanggaan sama Ali Topan. Hahaha.
Karena saya kenal betul saya menghampirinya. Betul saja beliau juga masih mengenal saya. Ummi yang suaminya juga seorang Ustaz terkenal dan juga seorang dosen di Perguruan Tinggi tertama yang sudah melanglang buana sampai ke beberapa tempat di mancanegara. Tak terasa bercerita yang ceritanya semuanya nyambung jadi terasa semakin asyik. Orang-orang yang dikenalnya hampur aku mengenalnya. Tempat-tempat yang disebut alhamdulillah semua tahu. Masyaallah
Walaupun cerita yang kesana kemari seolah menjelajah dunia ternyata orang-orang dalam cerita hampir semua saya mengenalnya. Dunia bukan tak selebar daun kelor, tetapi dunia selebar daun kelor. Hehehehe. Terasa bertemu teman dekat.
Memiliki kesamaan teman san sahabat membuat obrolan singkat itu terasa berkesan. Karena waktu sudah menjelang magrib, ummi pamit pulang. Semoga pertemuan singkat ini membawa berkah. Amin.
Pekanbaru, 18 Februari 2013
#TantanganGurusiana Hari ke-31
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
ulasannya keren
Dunia tak selebar daun kelor
Aamiin. Semoga silaturahim terjaga selalu.