Hari ini, 14 Juni 2017 merupakan hari terakhir pelaksanaan PPDB online yang dilaksanakan serentak di Jawa Tengah, melalui aplikasi sentral dari Telkom, Juknis telah diluncurkan. Ada fasilitas khusus bagi siswa dari keluarga kurang mampu atau miskin dengan bukti KIP, KARTU INDONESIA PINTAR dan SKTM. Sebagai pendidik tentu senang karena siswa yang tidak mampu berpeluang mendapatkan pendidikan yang terbaik.

Namun ...dengan juknis Kemiskinan itu, ternyata dimanfaatkan oleh beberapa orang yang mengaku MISKIN dengan membuat SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) , ...mengapa mereka tega berbuat seperti itu? Ternyata dalam juknis tertulis bahwa sekolah menerima min 20% siswa miskin dengan nilai jumlah Nilai UN 24 harus diterima dengan menyertakan kip atau SKTM.

Fenomena yang terjadi, berdasarkan pengamatan, pemantauan, dan curhat para penanggung jawab PPDB, ternyata mencengangkan. Mendadak banyak warga miskin jadi jadian. Begitu mudahnya yang berwenang mengeluarkan SKTM pada keluarga PNS berada, bermobil, ada bidan. Polisi, pedagang, dampaknya sangat mengejutkan. Ternyata SKTM dapat menggeser siswa dari keluarga mampu yang memiliki nilai lebih tinggi dari siswa BERSKTM dengan nilai UN 24. sistem telah menerima min 20% dari siswa miskin. Artinya sebuah satuan pendidikan boleh 100% miskin semua. Lalu... siswa dari keluarga mampu harus kemana? Siswa berprestasi kalah dengan siswa miskin yang BERSKTM. Yang perlu dipertanyakan adalah Bagaimana penguatan penumbuhan karakter siswa bisa dilakukan, bila orang tua sendiri telah memberi contoh ketidakjujuran dalam proses awal sekolah? Sungguh ironis dan memerlukan kerja keras dalam penanaman budi pekerti . Tantangan guru saat ini sangat luar biasa. , di lingkungan sekolah dikelola sebagaimana tujuan pendidikan, akan tetapi di lingkungan luar sekolah mengotorinya.

Akhirnya...ppdb tahun ini menjadi milik para pemegang surat sakti SKTM. Semoga peristiwa ini menjadi evaluasi ditahun depan. Jika memang miskin betulan tidak jadi masalah, yang bahaya adalah Miskin Jadi Jadian.