HANDPHONE KU DIGONDOL PENIPU
Dua tahun yang lalu aku mempunyai pengalaman yang tidak bisa dilupakan. Yaa, kebaikanku dibalas dengan kecurangan. Sakit nya tuh disini kalau kata Cita Citata. Singkat cerita hari itu aku baru saja selesai tes kerja di kawasan jababeka. Karna memang pada saat itu aku sendiri, tidak ada temen barengan dari rumah. Jadi ya mau tidak mau harus pulang sendiri. Kebetulan aku tidak bisa bawa motor terpaksa harus jalan kaki lumayan jauh baru bisa naik angkot. Sebenarnya bisa saja aku menelpon bapak untuk minta dijemput, tapi aku tidak mau menyusahkannya lagi karna tadi pagi aku sudah membuatnya kerepotan harus mengantarku kesini. Diperjalanan pulang aku merasa takut karna ini adalah pengalaman pertamaku pergi jauh tanpa ditemani siapapun. Jujur aku ini termasuk orang yang kuper tidak suka bepergian dari Pelaukan-Jababeka bagiku sudah cukup jauh. Tak heran jika aku merasa deg-deg pulang sendirian. Dari wisma tempat ku tes lumayan jauh ke tempat dimana aku naik angkot, harus keluar dari kawasan lebih dulu baru masuk ke perkampungan dan menemukan jalan raya. Belum keluar dari daerah kawasan langkahku diberhentikan oleh seorang bapak-bapak berbadan kekar bertopi hitam yang menaiki sepeda motornya. Ia menanyakan suatu alamat dimana alamat tersebut adalah wisma tempat aku tes tadi. "Neng maaf saya mau tanya, kamu tau alamat ini?" tanya si Bapak tersebut. "Oh iya tau pak, dari sini bapak lurus aja terus belok kiri, nah kalau bapa udah melewati perempatan bapak biluk kanan untuk putar balik karna wisma ini letak nya disebelah kanan pak" jawabku "Kamu bisa anter ngga neng? bapak belum begitu tau daerah sini" "Alamat nya ngga jauh dari sini ko pak, bapak tinggal ikutin arah yang saya kasih tau tadi" "Bantuin bapak ya neng takut nya nanti bapak ngga ketemu keponakan bapak" Karna kasian sama si bapak akhirnya aku mau mengantarnya, "gak apapa deh pulang telat, menolong orang kan baik" ucapku dalam hati. Aku dibonceng si bapak menuju wisma, ditengah perjalanan bapak itu bercerita banyak tentang keponakannya. Sempat juga si bapak menanyakan jam berapa, aku yang tak memakai jam tangan otomatis langsung mengambil handphone didalam tas untuk melihat jam. Tidak ada rasa curiga sedikitpun dihati karna niat ku satu yaitu menolong tak mengapa kalau aku harus jalan kaki lagi dari wisma yang penting si bapak ketemu dengan keponakannya. Tiba di depan wisma aku langsung bilang "pak berenti disini aja ini wismanya" tapi si bapak malah menjawab "bukan disini neng keponakan bapak mah sudah medikal cek up hari, dia bilang puskesmasnya di belakang wisma, kita langsung kebelakang aja ya". Aku sebenarnya sudah aga curiga tadi bilangnya lagi tes sekarang MCU sebenarnya apa yang sedang direncanakan. Tapi pikirku "Ah sudahlah jangan berburuk sangka, kan mau menolong". Dibawanya aku ke puskesmas letaknya lumayan jauh dari wisma. Tiba di depan puskesmas kita berhenti dan turun disitu tempatnya sangat sepi beda seperti didepan wisma. "nah, ini neng puskesmasnya, itu yang motor merah motornya keponakan bapak" "lho, bapak kan kesini mau jemput dia, tapi ko dia naik motor?" "iya neng, tapi motor dia bannya bocor katanya, neng kamu ada pulsa ngga buat nelpon dia? ko dia belum juga keluar ya" "maaf, saya ngga punya pak" "yahh, kamu mau ngga neng beli pulsa? ni pake uang bapa kamu bawa aja motor bapak" ucap si bapak berusaha meyakinkan "maaf pak saya ngga bisa naik motor lagian saya ngga tau dimana yang jualan pulsa" "mungkin didepan neng, yaudah biar bapak aja yang beli, tapi Hp kamu boleh kan bapa bawa? bapak ngga bawa Hp sedangakan disini ngga ada kertas buat catat nomor kamu" Tanpa menjawab aku langsung memasang muka takut dan curiga, Hp langsung ku genggam erat tanda tak mengizinkan untuk diambil. "kamu tenang aja neng bapak bukan orang jahat ko, demi Allah istri bapak dirumah sedang hamil kalau bapak bohong istri bapak bakal keguguran". Hatiku mulai luluh setelah si bapak mengatas namakan Allah sebagai jaminannya apalagi ia rela istrinya keguguran kalau ia berbohong. Rasa curigaku sedikit hilang dan berubah menjadi kasihan. Akhirnya aku putuskan untuk memberikan Hpku padanya. ia langsung menaiki motornya tetapi tetap berusaha meyakinkan ku bahwa ia tidak berbohong. Sebelum menyalakan motornya ia mengeluarkan beberapa Kartu ATM dari dompetnya "kalau kamu masih curiga ini kamu pegang ATM bapak, jangan takut bapak orang jahat bapak janji setelah beli pulsa bapak balik lagi kesini neng". Aku menerima ATM itu tanpa menjawab sepatah katapun, karna kepalaku begitu terasa sangat pusing dan badanku menggetar kedinginan. Belum jauh si bapak itu pergi tiba-tiba aku seperti orang yang baru sadar kalau Hp aku dibawa. Disitu aku kalang kabut berusaha mengejar bapak itu sambil menangis, aku merasa tak punya daya untuk mengejarnya. Aku mencoba meminta tolong dan menghentikan kendaraan yang melintas di depan ku. Tak ada yang merasa iba padaku, semua kendaraan yang lewat depanku tidak ada yang mau berenti. Isak tangisku semakin besar, karna aku tidak tau harus kemana posisi ku saat itu sangat jauh dari angkot. Hp pun sudah tidak ada bagaimana aku bisa menghubungi orang rumah. Wajar kalau aku begitu takut karna ini adalah pengalaman pertamaku pergi sendiran dan dibawa jauh orang jahat. Aku bingung harus apa, cuma bisa menangis dipinggir jalan karna itu Hp yang ku beli pakai uangku sendiri masih kebayang bagaimana sulitnya menyisihkan uang jajan untuk membeli Hp walau tak begitu mahal. Tiba-tiba ada seorang bapak-bapak yang mengahampiri dan menanyakan keadaanku. Aku berusaha menjelaskan semuanya berharap bapak mau menolongku. Aku dibonceng olehnya dan mengejar penipu itu, tapi sayangnya tidak ketemu karna mungkin ia sudah jauh. Si bapak karna merasa kasihan dengan ku diantarnya aku pulang. Diperjalanan aku cuma bisa diam, tapi si bapak mengajakku bicara agar aku tidak melamun. Sungguh baik sekali bapak itu, mengantarku sampai kerumah dan memastikan aku selamat sampai rumah. Entah aku yang terlalu polos atau terlalu mudah dibodohi, tapi aku berharap tidak ada kejadian serupa denganku lagi, apalagi yang melakukan si bapak itu dan sampai harus bawa nama Allah dan kehamilan istrinya. Dan saat itu aku sudah mengikhlaskan Hp ku, Alhamdulillah sekarang sudah digantikan dengan yang lebih baik.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus banget, maaf tinggal benahin dikit tata tulisnya. Penggunaan huruf besar, penggunaan di dll. Ayo semangat!
Alhamdulillah, iya pak terimakasih masukannya semoga kedepannya saya bisa lebih memperbaiki tata tulisannya. Terimakasih sudah mampir pak. Semangat hehe
Yang sabar ya..lain kali kalau ketemu orang asing jngn mau d ajak. Untung nya itu baru HP, coba klo yg lainnya,,Waspada selalu.
Iya teh waktu itu pengalaman pertama aja, masih sedeng polos-polosnya juga hehe. Iya untung cuma Hp teh
Iya mbak untung nya HP bukan hati
Lebih repot kalau masalah hati