H-631 Gurusiana

Kemacetan yang dilalui dinikmati sebagai dinamika mudik yang harus dijalani dari tahun ke tahun. Sepanjang jalan yang dilalui tidak ada penambahan. Sementara volume kendaraan terus bertambah setiap hari. Melimpah ruah memenuhi setiap ruas tol di sepanjang jalan. Dan menyumbang kemacetan. Jadi sudah menjadi hal yang tak perlu dipersoalkan, sepanjang mudik itu menjadi budaya yang melatih kesabaran.

Lelah dan kantuk yang mendera merupakan efek jenuh dari penantian antrean panjang. Jika kurang hati-hati, sangat rawan kecelakaan.

Untuk mengantisipasi kejenuhan itu, biasanya kami menyiapkan berbagai perbekalan. Air minum dan cemilan, wajib disediakan. Permen dan buah segar bisa dinikmati mengantisipasi kantuk datang. Bila sudah tak mempan, rest area menjadi tujuan istirahat. Namun masalahnya, rest area sepanjang jalan, selalu berdesakan. Hampir setiap pengemudi perlu melakukan penyegaran. Tak heran di muka jalan akses rest area terpampang tulsan "SILAHKAN BERISTIRAHAT DI REST AREA BERIKUTNYA"

Jika itu terjadi, mau tidak mau harus terus mengikuti antrean. Dengan senjata pamungkas, bersalawat, bernyanyi, sambil menikmati berbagai cemilan yang ada.

Sisa cemilan yang ada menjadi oleh-oleh yang bisa dibagikan kepada tetangga dekat.

Menyoal perbekalan, kami tak pernah kekurangan. Bahkan di rest area bisa berbagi dengan sesama pengguna parkiran. Karena kami banyak sodara. Dari setiap sodara dibekali berbagai makanan. Sehingga selama perjalanan sangat berkecukupan. Dan untuk oleh-oleh, kami tak banyak mengeluarkan uang. Bahkan sisanya masih bisa dinikmati satu pekan ke depan. Kerabat dan handai taulan yang dekat pun masih bisa sekadar mencicipi. Baik hasil ladang, atau sekadar buah yang dipetik sendiri. (Walau tak ikut menanam). Ini satu keajaiban banyak sodara, berlimpah keberkahan.

Cilegon, 15 April 2024