H-955 Gurusiana

Kepercayaan itu urusan hati. Jika hati sudah percaya, apa pun tak akan diragukan lagi. Tapi jika kepercayaan dikhianati , jujurpun tidak akan dipercaya lagi.

Begitu gambaran persahabatan dan persaudaraan. Faktanya banyak persahabatan yang tidak bersahabat. Atau persaudaraan yang tidak bersaudara. Semuanya diawali dari krisis kepercayaan.

Tidak heran jika dalam faktanya ditentukan sebuah nasab persaudaraan, namun saling membenci. Kata saudara sekadar label yang tak dikehendaki. Di antara mereka tidak terjalin kedekatan. Cukup menjalani sebuah komitmen mufakat dalam ketidakmufakatan.

Sebaliknya, tidak sedikit yang dipersaudarakan oleh keadaan atau peristiwa. Bukan atas dasar lahir dari rahim yang sama melainkan dipersaudarakan oleh rasa. Rasa sepemahaman atau visi. Dibesarkan oleh rasa kasih dan saling menyayangi, serta rasa ingin saling memiliki dan saling menjaga.

Akhirnya dari rasa yang sama, lahir ingin saling berbagi dan saling membahagiakan. Tanpa memandang agama dan budaya. Bahkan daerah tempat tinggal. Jauh pun bukan hambatan untuk saling memberi perhatian.

Kami memiliki rasa itu. Di antara kami tak ada keraguan untuk saling memaha. Sehingga lahir rasa persaudaraan yang jernih. Tidak dipengaruhi apa pun. Tak malu mengakui kembaran, karena faktanya dibentuk seperti kembar. Inilah persaudaraan manis yang kami jalin bersama Oma Fransiska. Bersama beliau kami rajut rasa saling menjaga. Sehingga tak segan memamerkan kebersamaan itu penuh kebahagiaan.

Cilegon, 05032005