H-975 Gurusiana

Suara Itu telah membawaku pada kepatuhan. Dengan sadar aku menuruti semua perintahnya. Suara memelas memintaku menolongnya. Dia bilang sedang sakit butuh ke dokter, namun sedang kosong uang. Dia memintaku mengisi sejumlah uang ke rekeningnya sebagai pinjaman.

Sebagai sahabat, bukan satu dua orang yang meminta tolong masalah keuangan. Selagi ada, saya selalu membantunya.

Namun Allah menunjukkan menunjukkan bahwa suatu perbuatan baik tidak selalu menjadi kebaikan. Melainkan ujian.

Setelah saya isi rekeningnya, Dia meminta lagi mengisi rekeningnya, alasannya ternyata uang yang saya kirim tidak cukup. Masih kurang untuk menebus obat dan beli ini itu yang Dia sebut sebagai kebutuhan mendesak.

Dilalahnya sebelum saya kirim untuk kali kedua. Saya menerima telepon dari orang yang sama dengan nomor yang berbeda. Anehnya dia bertanya kabar dan bertanya kapan mau mudik.

Sebelum menjawab, saya terperangah. Lah, bukannya Dia sakit dan meminjam uang. Bahkan sedang meminta tambahan uang. Saya jadi bingung, berarti ada dua nama sahabat yang sama. Mana yang asli ?

Begitu saya konfirmasi kepada suami, suami langsung mengecek kedua nomor itu. Ternyata yang minta tambahan uang itu tidak mengangkat telponnya. Kemudian suami menelpon yang kedua. Ternyata yang kedua ini yang benar-benar sahabat saya. Dia baik-baik saja, sedang merindukan kami pulang kampung. Ketika diceritakan perihal saya kirim uang. Dia kaget bukan kepalang. Dan meyakinkan bahwa nomornya hanya itu satu-satunya. Dan sedang baik-baik saja.

Jadi uang yang tasinsaya kirim itu ke rekening siapa? Masyaallah lumayan lah separuh THR golongan IV melayang.

Wah itu suara, benar-benar membuat saya tidak mengecek lagi. Karena sedikit pun tidak ada beda dari suara yang asli. So, hati-hati sahabat. Jangan sampai mengalami seperti saya.

Cilegon, 25032025