REFLEKSI DAN KESIMPULAN PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA
Penulis : Siti Juwariyah, S.Pd, M.Pd
SMKN 1 Panji
Sebelum mengenal pemikiran -pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya melakukan beberapa hal yang bertentangan dengan pemikiran beliau salah satunya adalah menyeragamkan siswa, apalagi dengan adanya nilai KKM. Dalam permasalahan ini, saya berusaha menyeragamkan siswa pada mata pelajaran yang sama ampu, saya menuntut siswa untuk mampu dan hebat dalam materi yang saya jelaskan. Kadang saya harus melakukan beberapa kali remidi pada materi yang sama pada siswa tertentu. Setelah saya mengenal filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara hal ini bertentangan dengan pemikiran beliau yaitu anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratnya yang unik, jadi jangan menyeragamkan hal-hal yang tidak bisa diseragamkan.
Lima pokok pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara yang telah merubah mindset saya sebagai guru, yaitu :
1. Bermain adalah tuntutan jiwa anak untuk menuju kearah kemajuan hidup jasmani maupun rohani
2. Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratinya yang unik, tak mungkin pendidik mengubah padi menjadi jagung atau sebaliknya
3. Jangan menyeragamkan hal-hal yang tidak perlu atau tidak bisa diseragamkan. Perbedaan bakat dan keadaan hidup anak serta masyarakat yang satu dengan yang lain harus menjadi perhatian dan diakomodasi.
4. Rakyat perlu diberi hak dan kesempatan yang sama untuk mendapat pendidikan berkualitas sesuai dengan kepentingan hidup kebudayaan dan kepentingan hidup kemasyarakatan.
5. “ing ngarso sung tulodo”, artinya di depan memberi teladahan
“Ing madya mangun karso”, artinya di tengah memberi semangat
“Tut wuri Handayani”, artinya di belakang memberi dorongan
Implementasi Pemikiran Ki Hajar Dewantara didalam kelas antara lain :
1. Guru harus memastikan emosional siswa Bahagia dan bersemangat sebelum memulai pembelajaran. hal ini dapat dilakukan dengan membagikan emoticon, ice breaking atau senam ringan dan sebagainya.
2. Guru memberikan ice breaking Ketika siswa mulai merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan karena bermain dan bersenang-senang adalah tuntutan jiwa anak.
3. Mengimplementasikan pembelajaran PJBL yang bermakna.
4. Berkolaborasi antar matapelajaran. Hal ini dilakukan agar siswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan secara utuh dan menyeluruh.
5. Membiasakan siswa dan guru melakukan refleksi setelah pembelajaran.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar