Siti Khodijah Lubis, S.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
HOW LITERATURE WORKS ON ME 4 (Ada ANNIDA di Antara Hidayah dan Sastra)
Salah satu Annida koleksiku yang tersisa. Sobek dibikin anakku :(

HOW LITERATURE WORKS ON ME 4 (Ada ANNIDA di Antara Hidayah dan Sastra)

Tantangan Menulis Hari ke-16

#TantanganGurusiana

Jika beberapa hari yang lalu aku pernah bercerita tentang majalah remaja yang berisi segala macam informasi tentang fashion, hiburan, dan juga ilmu pengetahuan, kali ini ada sebuah majalah yang berbeda dari majalah remaja kebanyakan.

Aku mengenal majalah ini pertama kali saat kelas 2 SMP. Saat itu Ummi harus pergi ke Medan untuk mengurusi kakakku yang baru melahirkan putra keduanya.

Agar ada yang mengurusi keperluan sandang dan panganku selama Ummi di sana, aku dititipkan kepada Bu Iyus, sahabat lama Ummiku. Keluarga kami dan keluarga Bu Iyus sangat dekat sehingga sudah saling menganggap keluarga, meskipun tidak ada pertalian darah. Singkat cerita, aku menumpang selama kurang lebih satu bulan lamanya.

Oya, keluarga Bu Iyus sangat suka membaca. Koleksi majalah Bobo dan komik mereka sangaaat banyak. Kalau ke rumah mereka, tentu saja aku tak akan melewatkan kesempatan membaca timbunan majalah kesayanganku itu.

Suatu ketika, putri ketiga Bu Iyus yang sekolah farmasi di Aceh pulang. Namanya Kak Fika. Kak Fika yang saat itu berusia remaja jelang dewasa membawa beberapa majalah. Anak bungsu Bu Iyus, (almarhumah) Tari, adiknya Kak Fika, yang usianya satu tahun lebih muda dariku, yang pertama kali mengajakku membacanya.

"Bagus lho, Kak. Ada cerita tentang muslim Palestina, Bosnia, Sampit, dan Ambon," katanya.

Waktu itu aku hanya mengerutkan dahi. Kovernya yang berupa lukisan tangan, bukan foto berhias wajah model cantik atau tampan, kurang menarik minatku.

'Untuk apa membaca berita tentang perang dan kerusuhan? Bikin suram saja,' pikirku.

Namun, didorong rasa penasaran sekaligus bosan karena majalah Bobo Tari sudah kubaca semua, akhirnya kubaca juga majalah berjudul "Annida" tersebut.

Ternyata, aku salah. Majalah yang minim warna dalam tiap lembar cetakan halamannya itu menyimpan banyak cerpen menarik bernuansa religi, akan tetapi diambil dari sudut pandang seorang remaja. Meski demikian, majalah yang bermakna "petunjuk" dalam bahasa Arab ini memiliki muatan sastra yang sangat kental.

Semua berita tentang konflik Palestina, Bosnia, Afghanistan, bahkan Sampit dan Ambon di dalam negeri disampaikan dengan metode fiksi yang sangat menarik.

Ada juga banyak cerita tentang remaja yang mulai mendalami keislaman (Annida menyebutnya sebagai "menggapai hidayah") yang menemui berbagai rintangan. Inspiratif.

Saat itu aku sudah tahu penulis yang saat ini terkenal namanya, sebut saja: Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, Maimon Herawati, Afifah Afra (Yeni Mulati), Izzatul Jannah (Intan Savotri), Pipiet Senja, Nurul F. Huda, M. Irfan Hidayatullah, Dian Yasmina Fajri, dan lainnya. Karena mereka adalah redaktur dan penulis awal yang meramaikan isi majalah remaja Islami itu.

Dari majalah itu pula aku mengetahui soal wajibnya menutup aurat dan haramnya berhubungan dengan lawan jenis yang bukan mahram (pacaran).

Kelak, ketika duduk di bangku SMK, aku bertemu dengan teman sekelas bernama Rini yang sering membeli Annida. Rini juga seperti Tina, berbaik hati meminjamkanku Annida koleksinya di rumah.

Seperti dulu, aku tak puas hanya meminjam baca. Ketika aku punya uang, simpanan dari THR usai lebaran, aku menitip sejumlah uang ke Rini untuk membelikanku Annida.

Kalau boleh jujur, majalah ini lah yang sebenarnya memotivasiku sehingga bisa dan suka menulis cerpen sampai sekarang.

Rubrik favoritku selain "Kisi" (Kisah Islami, sebutan untuk "cerpen" di majalah ini) adalah "Galeri". Rubrik "Galeri" ini mengkhususkan diri sebagai ajang bedah sastra bagi Kisi/cerpen yang terpilih. Punggawanya adalah Ahmadun Yossi Hernanda, lalu diteruskan oleh Joni Ariadinata.

Dari membaca rubrik "Galeri" ini aku jadi belajar cerpen yang bagus dan jelek itu seperti apa.

Selain itu, aku sangat suka rubrik "Komik Nida". Komik ini bukan sekedar komik biasa. Isinya sering berisi satire alias sindiran untuk kondisi sosial dan perpolitikan nasional. So much for a teenage magazine at that time, bukan?

Aku sangat bersyukur dipertemukan dengan Annida, sehingga ia bisa semacam counter attack bagi sifat remajaku yang saat itu labil dan pemeberontak. Ia juga guru dalam senyap yang mengajariku literasi yang baik sejak dini.

Aku memiliki banyak koleksi Annida yang kukumpul sejak SMK dan kuliah. Banyak yang hilang karena dipinjam teman dan tak dikembalikan. Kesal, pada suatu hari saat aku mengajar di STM selepas tamat kuliah, kuberikan sebagian besar Annida milikku ke salah seorang muridku, dan hanya menyimpan beberapa edisi terbaru.

Sayang sekali, saat ini majalah ini tidak beredar lagi. Seperti media cetak lainnya, ia lindap dilindas kemajuan teknologi.

Kudos Annida, for all you have taught me to be.

Tebing Tinggi, 21 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantap bu WFH

21 Mar
Balas

Makasih, Bu. WFH itu apa, ya, Bu?

21 Mar

Annida yang bersejarah. Pertama kali cerpen saya dimuat di Annida waktu SMA dulu. Uang honornya saya pakai beli jam tangan. Kenangan yang indah. Alhamdulillah, bersyukur bisa mengenal Annida.

21 Mar
Balas

Sama, Kak. Aku juga sangat bersyukur pernah kenal Nida. :)

21 Mar

Hobinya cocok dengan hasilnya skrg, sukses dek

21 Mar
Balas

Aamiin. Sukses juga buat Kakak. :*

21 Mar

Kenangan masa kecil yg indah.Dgn majalah annida . Sukses selalu buu..

21 Mar
Balas

Aamiin. Sukses buat Ibu juga. Makasih udah baca ya, Bu.

21 Mar

Gimana cara kirim tulisan di gurusiana?

21 Mar
Balas

Klik "Buat Artikel Baru", Bu.

21 Mar



search

New Post