SITI KHOMARIYAH

Guru SMP N 1 Gringsing, ketika kita menulis..sebenarnya kita telah membuka diri untuk dikoreksi (M Agus Irkham)...

Selengkapnya
Navigasi Web
Curhatan Kepala Sekolah Miskin Dan Bodoh

Curhatan Kepala Sekolah Miskin Dan Bodoh

Sebuah kisah

Curhatan Kepala Sekolah Miskin dan Bodoh

Ada sebuah kisah yang cukup membuat kita berdiskusi panjang

Seorang kepala sekolah yang merasa miskin dan bodoh memulai ceritanya

Hari itu tanggal gajian

Tersentak dia ke sebuah bank tempat dimana dia mengambil uang, dan uangnya tidak bisa diambil karena digunakan untuk nalangi angsuran sekolah yang berutang atas nama gaji dan ATM nya.

Yah memang dia tidak mengambil uang di ATM karena ATM nya sudah dijaminkan untuk pinjaman dana talangan BOSP.

Memang Dana BOSP selalu cair terlambat sehingga kepala sekolah selalu pusing memikirkan operasional sekolahnya.

Bagaimana WA GTT dan PTT yang menunggu bayaran yang sudah ditunggu keluarganya, bagaiman tagihan tagihan terus berjalan, apalagi internet tertentu yang langsung putus jika tidak membayar, pun listrik dan air, bagaimana tagihan belanja minuman, bagaimana tagihan lain yang setumpuk tiap bulannya.

Tapi keterlambatan ini paling parah karena masuk bulan ke empat atau bulan april, dimana pada bulan April, BOS yang biasanya cair bulan Maret, sehingga setoran pengembalian pinjaman di mulai bulan April, maka Alhasil karena peminjaman atas nama Kepala sekolah, sehingga gajinyapun untuk mengangsur pinjaman tersebut.

Kepala sekolah pulang lunglai, sambil menyanyikan lagu Iwan Fals Sarjana muda, umar bakri dan apa sajalah untuk mengatasi kegalauannya.

Bagaimana tidak, terbayang dia pulang sudah ditunggu anak laki-lakinya yang mau ke bengkel sepeda, tagihan LKS anaknya, tagihan anak perempuannya yang minta kiriman biaya kost, biaya ujian sekolah, biaya observasi, biaya bimbingan skripsi, dll

Belum lagi janji tagihan yang menungu, tagihan kredit motor, tagihan internet, tagihan seribu janji utang lainnya.

Entahlah bagaimana perasaan kepala sekolah tersebut

Apakah marah? Marah kepada siapa?

Bank yang menggorok gajinyakah? Atau pemerintah yang terlambat mencairkan dana BOSP kah? Lalu siapa pemerintah itu? Pak Menterikah? Bu menterikah? Bendaharakah?

Akhirnya dia hanya bisa menyalahkan dirinya, mengapa ia menjadi kepala sekolah? Kalau ternyata kepala sekolah itu harus kaya dan pandai, sementara dia merasa miskin dan bodoh.

Bodoh kenapa dia mencari talangan? Padahal tidak kaya.

Bodoh karena tidak mampu mencari talangan tak berbunga, dan lunak.

Dia sudah mencoba, bahkan Koperasi di Sekolahnya yang telah dibubarkan kepala sekolah sebelumnya, tidak mampu dia dirikan lagi karena 90% guru tidak menyetujui, dengan alasan tidak ada yang mau mengurusnya.

Pernah terpikir olehnya, mengapa Bank penyalur BOSP yang mengklaim pelayanan Bagus sehingga memenangkan tender Bank Penyalur BOSP, tidak mencoba menawarkan bantuan kepada sekolah sekolah untuk mencairkan dana talangan misalnya 10% saja? Apakah sulit, tidak mengungtungkan? Atau melanggar hukum?

Dan akhirnya kepala sekolah mencari jalan sendiri sendiri sesuai kemampuannya (tingkat kekayaan, dan kepandaianny).

Lalu juga Desember harus dihabiskan…dan cair bualan April, masa tenggang 3 bulan adalah masa puasa, masa prihatin, masa pusing, dan masa lainnya.

Dan sekarngpun kepala sekolah miskin dan bodoh sedang bingung bagaiaman mencari pinjaman lagi untuk membeli beras dan teman temannya beras.

Kepala sekolah takut utuk memposting karena takut menyinggung pihak pihak tertentu, dan juga malu, karena merasa miskin dan bodoh, dan menceritakan aib dan kegundahannya kepada orang lain,

Namun dia berpikir, himpitan di dadanya harus dilepas untuk kesehatan mentalnya sendiri, apapun ada resikonya, termasuk menceritakannya atau memendamnya, tapi dia lebih memilih menceritakannya, sekedar untuk berbagi beban sebagai dia makhluk sosial.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

06 Apr
Balas

terima kasih bpk

23 Apr

terima kasih bpk

23 Apr

terima kasih bpk

23 Apr

terima kasih pak, plong rasanya sudah menulis curhat ini

21 Mar
Balas



search

New Post