RenunganTantangan Menulis ke-72
Renungan
Ini kisah kami
Sebagian kisah
Dalam “Pageblug” Pandemi Corona
Kegiatan ini darimana aku memulainya
Dari keluh kesah…dari rasa syukur
Bulan bulan ini biasanya adalah bulan bulan padat dan sibuk, terutama bagi kami pengajar mata pelajaran UN atau candaan teman biasanya mapelnas, kalau yang lainnya namanya mapelndes.
Bagaimana tidak sibuk, kami digenjot pagi sampai sore untuk njejeli atau memberi anak anak agar dapat menyenangkan pihak pihat yang minta disenangkan. Ya sebutlah dari atasan apakah kepala sekolah sampai bahkan Bupati dan anggota dewan menuntut peringkat…peringkat dan peringkat. Dan gurulah kami yang merasa sangat tertekan dengan tuntutan tersebut karena para siswa sangat tidak respek, tidak mau belajar, merasa pasti lulus dan sebagainya sehingga hampir tanpa motivasi. Dan sesaklah di dada guru pengajar yang terhimpit atas dan bawah.
Tapi sekarang itu tinggal kenangan, mungkin kata orang benar bahwa ucapan adalah do’a. Kami sering berucap betapa capeknya kami tiap pagi jam ke 0 dan setelah pulang sekolah tetap mengisi jam pelajaran tembahan, bahkan sampai di rumah tinggal loyonya, sehingga keluarga sering mendapat waktu sisanya. Kami sering bernadai andai, jika tidak ada ujian, alangkah enaknya. Dan ucapan inipun dikobul Allah bahkan sebelum Mas Menteri mengeksekusinya.
Dan sebentar lagi bulan puasa juga libur penuh. Kamipun sering berucap ketika kami merasa sangat panas, lapar, dan letih mengajar saat berpuasa, dan marah marah pada siswa yang banyak bertingkah. Ucapan kami yang sering mengandaikan bahwa anadaikan bulan puasa libur satu bulan penuh seperti jaman Presiden Gus Dur. Ucapan inipun dikobul Allah, kami akan menjalani bulan puasa penuh tanpa ke sekolah dengan anak anak, yang memberi kami lading pahala atau bahkan dosa.
Ketika kami bekerja siang malam kamipun sering mengeluh betapa kami tidak punya waktu untuk keluarga, andaikan kami para pekerja di luar rumah, memiliki banyak waktu bersama keluarga terutama anak-anak, dan ucapan inipun di kobul Allah, kami sekarang penuh seharian semalaman bersama keluarga.
Dan dalam bercanda di Tahun baru, sering kita ingin membeli tanggalan atau kalender yang semuanya tanggal merah, sekarangpun candaan itu dikobul Allah, walaupun tanggalan tidak berwarna merah, tapi kami libur sepanjang bulan.
Dan ucapan adalah do’a itu betul adanya.
Dan sayapun takut masih ada candaan candaan tentang ramalan tentang punahnya manusia….Oh Tuhan jangan…jangan
Setelah menyadarinya kami baru mengerti …sedikit mengerti…atau bahkan tidak mengerti entahlah.
Kami harus menikmati dan mengambil hikmah tak bertepi
Kami menerima takdirMu bahkan yang telah kau tulis, dan kamipun belum tahu.
Sebagai hambaMu…kami harus tetap menjalani takdir.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Smg Allah SWT sgr mencabut virus corona dr muka bumi. Aamiin ya robb. Salam.
Amiiin amin amin