#TantanganGurusiana

tantangan hari ke- 69

BERSAMA ANAK, BISA!

Seorang ibu memerintahkan kepada anaknya.

“Nak buang sampah pada tempatnya!”

Anak memungut sampah dan menaruh pada tempat lain yang disitu sudah ada kumpulan sampah. Ibu tidak menghiraukan I mana sampah itu ditarud. Tetapi yang memuaskan ia adalah bahwa sampah sudah berpindah dari tempat semula.

Kejadian ini terus berulang. Sehingga lokasi tertentu bersih dari sampah, tetapi dipojok ruang sampah menggunung dan berantakan. Mengapa terjadi? Setelah diamati, rupanya tidak ada tempat sampah yang mencukupi untuk ampah yang terus ada. Sehingga sampah berceceran disekitar tempat sampah.

Pada waktu yang lain didengar perintah ibu cukup jelas kepada anaknya.

“Nak, setelah membuang sampah cuci tangan dengan sabun sampai bersih ya.”

Anak mengelap tangannya ke bagian baju yag dipakainya. Dia merasa cukup dengan itu. Dia anggap tangannya sudah bersih. Dia melanjutkan akktivitas seperti makan jajan, mengambil buku dan meletakan angannya di atas meja serta menyentuh temanya karena membutuhkan bantuan. Ha ini terjadi bukan satu atau dua anak tetapi beberapa anak usia PAUD, SD, maupun SLTP, bahkan mereka yang di rumah bersma keluarga. Mengapa mereka begitu? Ternyata disekitar mereka tidak ditemukan fasilitas cuci tangan dan juga sabun.

Anak tida sebagaiman orang dewasa fikirannya. Orang tua yang tidak dewasa serupa juga dengan anak-anak. Anak-anak masih layak diingatkan dengan bahasa yang pelan maupun tegas. Nah kalau sudah orang tua, ternyata sering juga diingatkan. Karena kebiasaan dan juga kesadaran tingkahnya akan diabadikan oleh anak tidak terobsesi pada dirinya. Orang tua masih membuang sampah tidak pada tepatnya banyak, baik di rumah di kantor, bahkan acara petemuan ramai. Orang tua tidak cuci tangan juga banyak. Orang tua tidak berdoa seperti yang diajarkan kepada anak juga banyak. Ya mungkin katrena lupa, karena sudah tua, karena terbiasa. Semoga saja bukan karena sengaja membiasakan lupa.

Orang tua/ dewasa dengan sigap menggerakkan putra-putrinya untuk tanggap, Bersama-sama mereka melengkapkan hal-hal yang dibutuhkan terkait kebersihan lingkungan, cuci tangan, dan juga meningkatkan kekekabal daya tahan tubuh. Barang bekas bisa dimanfaatkan untuk kegiatan kebersihan. Tempat sampah bisa dibuat dari karung bekas kantong beras. Pilahkan sampah organik, non organik, serta sampai berbahaya dan beracun.

Tempat cuci tangan bisa dibuat dari ember bekas cat yang dipasangkan kran. Sabun cair bisa dibuat dari sabun padat yang dicairkan dan masukkan dalam tempat tertutup. Leakkan di temtar utama dekat pintugerbang. Orang tua bisa mmebuat bersama anak dan memberikan contoh cuci tanggan yang benar. Kemudian semuanya bisa membiasakan. Jika mereka di sekolah, karena sudah terbiasad irumah demiian maka di sekolah akan melakukannya untk buang sampah dan cuci tangan dengan baik. Jika tidak ada fasilitas maka anak un bisa mengajak guru untuk bersama menyediakannya. Karena anak tetap ingin melakukan kebersihan seperti yang biasa dilakukan di rumahnya.

Terlebih dengan isyu Covid-19 tanpa aktivitas jelas dan ada hasil yang Nampak bermanfaat, ana dan orang tua bisa naik anfrenaine-nya. Karena anak ingin bebas, sedang orang tua fiirannya dipenuhi banyak kecemasan. Yee buat saja yang bisa dijangkau sesuai kemampuan dan daya dukung yang ada. Jika saban hari hanya berhadapan dengan laptop bisa repot nantinya.

Ini adalah sebuah contoh karya anak bersama orang tua. Sebuah kran air untuk cuci tangan dengan sabun. Dipasang disepan rumah digunakan oleh setiap yang membutuhkan. Sedehana dan bisa berguna. Orang tua suka dan anak pun gembira.