MENDENGARKAN KISAH USIA EMAS
#TantanganGurusiana
tantangan hari ke-72
MENDENGARKAN KISAH USIA EMAS
Usai sholat maghrib, ayah, ibu, serta anak-anak mengaji bersama. Tdak terasa adzan Isya’ berkumandang. Yang merasa lelaki segera mengambil air wudhu dan berhamburan keluar, menuju masjid. Alhamdulillah masjid perumnas Haji masih dibuka untuk sholat fardhu berjamaah. Meskipun uai usholat langsung meninggalkan masjid. Tidak seperti sebelumnya, jamaah dzikir dan membaca Alqiran atau berdiskusi hingga beberapa saat.
Di rumah ibu dan kakak perempuan sudah selesai sholat Isya juga. Semua anggota keluarga duduk melingkar di ruang tengah. Duduknya sdikit berjauhan. Ayah membuka dengan salam dan siap memulai pembelajaran.
“Iya sekarang Mochtar memimpin berdoa.” Pinta Ayah.
“Siap berdoa. Berdoa mulai.” Ucap Mochtar memimpin doa
Semuanya membaca taawudz, bismilah, dua kalimat syahadah, dan doa mau belajar.
“Iya, dilanjutkan doa mohon keselmatan dari penyakit.” Lanjut Ayah
Semuanya membaca doa .
“Allhumma inni a’udzubika minal barosyi waljunuuni wal juzaami, wasyaiil asqoom, ya Allah jauhkanlah kami dari penyakit lepra, dan gila, dan kusta, dan segala sesuatu yang menular. Aamiin.”
“Ibu..sekarang kita mau cerita tentang Dzuqornain.” Sela anak si kecil yang tidak au melepas mobil remotenya.
“Bagus, ibu mau mendengarkan dengan sungguh-sungguh ni.” Jawab Ibu.
Si kecil bercerita dengan serunya. Meskipun tidak berurutan dia ingat gambar yang ada dalam buku. Dulqounaian membangun benteng dari tembaga yang dibakar. Sangat kuat dan Pasukan Yakjut wa makjud mengejar dzuqornain. Tetapi mereka terperangkap dalam lembah. Karena benteng yang tinggi tidak bisa diampau.
Suasana seru memayangkan kesulitan pasukan yakjud wa makjud naik , Sedangkan didinding sangat panas dan meleleh ke bawah.
“Ngeri…” kata Ibu.
“Iya mengapa begitu, karena Dzulqornain adalah orang beriman. Sehingga dibantu oleh Allah. Sedang musuhnya dikahkan oleh Allah dengan berbgai kesuitan.” Sambung Ayah.
“Tapi nanti senang juga ya Dzulqornain masuk surge dan pasukan yakjud wa makjud tertimbun di lembah. Besok akan bangun lagi dan eluar benteng. Mereka rakus. Menghabiskan air lautan di minumnya. Dan menerkam semua orang. Mereka pngin menjadi peguasa di muka bumi.” Lanjut si kecil dengan nada tanpa jeda.
Suasana sangat renyah dan tidak terasa malam telah larut. Semua bersiap untu istirahat, Bergantan mengambil air wudhu dan merapaikan tempat tidur masing-masing.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar