Cerita Akasia
Di sepanjang jalan
Kala embun mulai merangkak
Di bawah rindang daunnya, kita pernah mengukir jejak
Dan indahnya kenangan
Bunga kuning luruh
Satu persatu menetap di kepala
Mengantar bahagia yang bergemuruh
Dalam lipatan tawa
Di tubuhnya yang menjulang
Kita pernah menyandarkan penat
Dari letih yang enggan pulang
Di putih abu yang penuh ambu keringat
Di titik air pada kemilau kuningnya
Berharap mengalir menuju padamu
Tapi angin meriuhkan bunganya
Hingga harumnya tak sampai kerumahmu
Sungguh aku tak pernah berhenti berharap
Pada sebatang pohon akasia
Agar batang tuanya tak pernah hirap
Menjadi saksi cerita pagi yang menua hingga menuju senja
Pulau Seribu Masjid, 19 April 2022
#TantanganHariKe_50#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih admin sudah tayang
Puisi yang indah Bunda, sukses selalu.