Ida Mahmudah

Saya ingin selalu belajar menjadi lebih baik. Saya senang mengikuti kegiatan menulis. Apapun ingin saya tulis...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mulianya Penuntut Ilmu

Mulianya Penuntut Ilmu

Kisah nyata ini saya sarikan dari sebuah tayangan vidio yang dishare oleh teman saya di FB. Vidio ini disampaikan oleh seorang ulama Damaskus bernama Syaikh Hisyam Al Burhani. Kisahnya ini sebagai bukti nyata. Beliau mengisahkan bahwa ada sebuah pekuburan bernama “dahdah” yang terkenal di Damaskus. Di Pekuburan itu dimakamkan ulama, para pejuang, syuhada dan aulia. Semua orang yang tinggal di Damaskus mengenal pekuburan tersebut. Disana ada seorang penggali yang kemudian mengalami kejadian aneh.

Pada suatu waktu datang seorang wanita kepada penggali kubur tersebut untuk membuat galian kubur. Galian dibuat. Lalu satu jam kemudian datanglah janazah untuk dimakamkan. Tidak diringai oleg orang banyak. Hanya beberapa orang laki-laki saja. Jenazah diturunkan ke dalam tanah, peti jenazah dibuka, mayit diturunkan ke dalam kubur. Si penggali kubur ada di dalam menerima jasad. Ketika hendak meletakkannya dalam kubur, tiba-tiba kuburan terbuka, dan berubah menjadi taman dari surga. Kemudian dia melihat dua orang datang berkuda, mengambil mayit dan membawanya pergi. Kejadian ini nyata, bukan hayalan, bukan dongeng. Laki-laki penggali kubur itu pingsan karena melihat kejadian aneh tersebut. Orang sekitarnya tak melihat apa-apa. Hanya dia yang melihat kejadian itu. mereka percikkan air padanya. Lalau diangkat dari kubur.

“ Engkau kenapa?” tanya mereka

“Demi Allah aku melihat keanehan”. Kemudian dia menceritakan kejadian tadi kepada orang-orang yang membangunkannnya dari pingsan.

Mereka berkata” mungkin itu halusinasi”. Lalu mereka pergi.

Beberapa bulan kemudian, si wanita tersebut datang untuk kedua kalinya. Dia meminta untuk menggali kuburan lagi. Kejadian sama terlulang lagi. Kali ini sang penggali kubur tidak pingsan. Ia segera keluar dari kubur dan mengejar wanita itu seraya bertanya tentang siapa wanita itu dan dua janazah yang dimakamkan. Wanita itu keheranan dan mengeluh.

“Aku sedang tertimpa musibah, mayit itu anakku. Sebelumnya aku juga kehilangan anak beberapa bulan yang lalu.” Katanya sedih.

“ouh jadi engkau pemilik dua anak laki-laki itu?” tanya penggali kubur.

“iya, memangnya kenapa?” tanya wanita itu.

“ Demi Allah Aku melihat keanehan”. Lalu penggali kubur itu menceritakan apa yang dia lihat ketika memasukkan jenazah laki-laki yang pertama juga yang kedua. Kembali dia bertanya.

“Apa amalan dua orang anakmu itu sehingga mereka mendapatkan dan keagungan dari Allah seperti itu?”

Wanita itu menjawab, “anak yang pertama adalah seorang penuntut ilmu. Sedangkan anak yang kedua bekerja sebagai tukang kayu dan memberikan kepada saudaranya semua biaya menuntut ilmu.” Maka Allah membalas keduanya. Pencari ilmu dan orang yang membiayainya. Allah perlakukan keduanya seindah itu.

Sungguh Allah telah memuliakan penuntut ilmu. Si Penggali kubur setelah melihat kejadian ini dan mendengar jawaban wanita tersebut, meniinggalkan kuburan menuju Masjid Attaubah. Sebuah Masjid terkenal di Damskus. Masjid dimana Kakek dan ayahnya Syaikh Al Burhani berada di masjid itu. penggali kubur itu menemui Syaikh Said Al Burhani (kakek dari Syaikh Hisyam Al Burhani yang menceritakan kisah ini) untuk menuntut ilmu. Saat itu usia si penggali kubur antara 45-50 tahun. Dia menceritakan alasannya untuk menuntut ilmu dan keanehan yang dia lihat pada janazah yang dikuburkannya.

Mulailah Dia menuntut ilmu. Dia belajar Al Ajrumiyah, menghafal matan dan seterunya. Dia mulai sibuk dengan ilmu sampai kemudian menjadi ulama besar. Dialah Assyaikh Abdurrahman Al Haffar, salah satu ulama besar di Damaskus. Keluarganya setelah itu semuanya menjadi penuntut ilmu.yang terakhir adalah Syaikh Abdurazaq Al Haffar salah satu ulama besar Damaskus.

Kisah ini disampaiikan oleh Syaikh Hisyam Al-Burhani untuk memberi kabar gembira bahwa seorang penuntut ilmu diperlakukan seperti itu oleh Allah dengan perlakuan yang baik. Tapi itu jika niatnya benar, tidak mencari ilmu dengan tujuan ijazah. Ditempel di dinding, tidak mencari ilmu agar disebut “alim”. Tidak mencari ilmu agar punya gaji. Gaji untuk hidup di dunia. Itu semua tujuan duniawi dijadikan tujuan belakangan. Tetapi tujuan utama adalah untuk mentaati perintah Allah sebagaimana disampaikan Dr. Ibrahim bahwa ayat yang pertama turun dalam Al-Quran adalah perintah Allah “Iqra”. (Q.S al-Alaq: 1-5).

Demikianlah, semoga kita termasuk orang yang mendapatkan kemulian sebagai penuntut ilmu. Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Inspiratif dan penuh hikmah. Salam literasi, sukses selalu.

02 Jul
Balas

Terima kasih Pak Edi sudah mampir

02 Jul

Aamiin.

02 Jul



search

New Post