lanjutan ...

“Iya saya bawakan,”jawab si Bejo. Akhirnya Bejo memutuskan untuk menangkap ayam Simbok saja. Resikonya Simbok marah dan dapat diluluhkan dengan pijitan.

Petang mulai datang. Bejo mulai clingak-clinguk mengamati ayam Simbok masuk kandang. Dengan sigap bejo masuk kandang. Diamatinya tempat ayam simbok yang baru menetas. Dengan serta merta ayam ditangkap tapi apa boleh buat, si ayam menyerang membabi buta. Seperti akan diambil anak-anaknya. Cakaran disana –sini si ayam mengenai wajah dan tangan Si Bejo. Bejo berlari-lari dan teriak-teriak kesakitan.

Simbok kebingungan melihat Bejo berlari-lari dengan luka cakaran. “Waduh le, kamu kenapa?” tanya Simbok.

“ Tolong mbok, sakit sekali ini mbok!” rintih si Bejo.

“ Kamu tadi kenapa to le?” tanya Simbok sambil mengobati luka diwajah Bejo.

“ Ini tadi mau … mau …,” jawab Bejo takut melanjutkan.

“ Mau apa?” tanya Simbok lagi.

“ Nangkap ayam Simbok,” jawab Bejo ketakutan.

“ Untuk apa?” Tanya Simbok lagi.

“ Bella minta bakar ayam Mbok.” Jawab Bejo pelan.

“ Weleh le, kok yo aneh-aneh. Ayam babon itu galaknya minta ampun kok mau di bakar.” Jawab Simbok.

Tet tet tet HP bergetar. Bella mengirim wa ” Bang, bagaimana ayamnya dapat?” Tanya si Bella. Lama Bejo menjawab pesan Bella.

“ Bang bagaimana?”Tanya Bella lagi. Nampaknya Bella sudah tidak sabar menunggu jawaban Bejo. Akhirnya Bella mengirimkan wa terakhir. “Ya sudah bang, kita putus!”

Waduh Bejo semakin meringis kesakitan tidak hanya muka yang sakit tapi hatipun sakit.

Ponorogo, 4 januari 2021