PENGALAMAN UNIK YANG TAK TERLUPAKAN

Berawal dari rasa terpaksa. Saya ikuti kehendak ayah bundaku. Karena bagiku, ridho Alloh ada dalam ridho kedua orang tuaku. Menjadi guru TK sebenarnya bukan menjadi cita-cita saya. Memang sejak kecil saya bercita-cita menjadi guru, tapi bukan guru TK, melainkan guru SD seperti ayah saya.Tapi kehendak Alloh berbicara lain, ternyata pada akhirnya saya mendarma baktikan diri sebagai guru TK, dan hingga kini saya menjadi kepala TK.

Lulus kuliah di IAIN Wali songo Salatiga pada tahun 1990, saya mendapatkan akta empat, yang menunjukkan bahwa saya berhak untuk menjadi guru di SLTA.Selepas kulian saya langsung mendapatkan peluang untuk mengajar di SMP Muhammadiyah Cawas-Klaten, sebagai guru yayasan selama dua tahun pelajaran, kemudian saya dimutasi menjadi guru yayasan di SMEA Muhammadiyah Cawas. Selama delapan tahun saya menajar di SMEA Muhammadiyah cawas banyak pengalaman yang manis maupun yang pahit. Banyak hal terjadi pada diri saya dan keluarga saya sebagai dampak dari aktifitas profesi saya sebagai guru SMEA yang harus berangkan pukul enam pagi, pulang sampai dirumah antara pukul empat sampai dengan pukul setengah lima sore. Saya sehari-hari meninggalkan anak saya yang masih balita, bersama dengan nenek dan kakeknya. Salah satu pengalaman unik yang tak terlupakan bagi saya adalah, ketika suatu hari saya pulang dari mengajar, sampai di rumah sekitar pukul empat sore, pada waktu itu hari terasa telah gelap, katena cuaca masih mendung setelah turun hujan. Anak saya yang berusia empat tahun menyambut saya, dengan tergopoh-gopoh ia ingin menceritakan apa yang telah dia alami di hari itu, dan sayapun menerima sambutan dari anak saya itu dengan penuh antusias, saya peluk dia sambil duduk di sofa di ruang tamu. Diapun mulai cerita,” ibu tau tidak ... ketika tenggelam dia...haup..haup... ketika muncul di air... dia menjerit-jerit, apa hayo..?” Jangtungku terasa berdegub lebih kencang, “aduuuh apa yaa? Ceritanya kok menakutkan gitu sih? Kata saya. Diapun melanjutkan ceritanya, “itu.. anak yang hanyut disungai... kadang-kadang tenggelam, kadang-kadang terapung...”. Tiba-tiba adik saya muncul dan mengatakan, “ itu anakmu..., Nurul tadi main pancing-pancingan di sungai, akhirnya terjatuh dan hanyut di sungai, untung ada yang menolong....”. Yaa Alloh..., airmataku tak terbendung, saya peluk anakku, sambil berucap, “maaf ya nak, ibu pulang sampai sore, tapi ibu minta besok lagi adik berhati-hati kalau bermain yah”.

Selepas maghrib ayah dan ibu saya datang mengabarkan tentang kejadian yang menimpa anak saya. Dalam bincang-bincang dan cerita yang berlangsung saat itu, ayah saya berkata, “Lebih baik kamu menjadi guru TK, masuk agak siang, dan pulang lebih pagi”... ibu saya menimpali, “ho o ndok...” Saya cuma terdiam, masih ngeri membayangkan kejadian yang menimpa anak saya pada siang itu.

Pada tahun 2000 saya dan keluarga pindah domisili dari kabupaten Klaten Jawa tengah ke kabupaten Kulonprogo DIY. Jauh dari keluarga besar, jauh dari kedua orang tua. Sayapun mengundurkan diri dari SMEA Muhammadiyah Cawas. Tahun pertama tinggal di tempat baru saya full menjadi ibu rumah tangga, saya cukup menikmati dan mensyukuri waktu yang begitu luang untuk anak-anak saya. Pada suatu saat, di tempat tinggal baru itu suami saya berpesan kepada saya agar mengikuti saran dari ayah bunda saya.