BALADA MASA SMA (Tantangan hari ke 33)TantanganGurusiana
Tiada, angin, tiada mendung, tiada hujan, tiba-tiba Ryan menyapaku melalu hand pone, padahal sebelum-sebelumnya tidak ada sedikitpun angan-angan, atau pun tanda-tanda kalau dia bakal menyapaku, tapi entah apa yang menyebabkan dia seperti itu.
Awalnya kami hanyalah sebatas teman SMA, melakukan kegiatan sekolah secara bersama, sebenarnya kami bukanlah teman yang akrab banget, tetapi dalam satu kelas kami semua baik, saling membantu satu dengan lainnya apabila ada tugas kelas dari wali kelas atau bapak ibu guru yang lain. Sampai akhirnya kami sama-sama lulus SMA, aku, Ryan dan teman-teman lainnya melanjutkan ke perguruan tinggi pilihan kami masing-masing.
Sudah satu semester kami menjalani perkuliahan, aku dan Ryan pun juga tidak pernah kontak sama sekali, dasarnya memang aku dan Ryan bukanlah teman akrab, sehingga kami juga sibuk dengan tugas masing-masing.
Tapi tiba-tiba malam itu Ryan menyapaku melalui telpon, aku juga heran darimana dia mendapatkan nomer HP ku, padahal nomerku yang lama sudah kuganti, semenjak aku masuk ke perguruan tingggi. Ah tapi ya sudahlah tidak usah dipikir dia dapat nomerku darimana, yang jelas aku malam itu betul-betul heran, tiba-tiba Ryan bilang kalau dia mengagumiku, dia merasa simpati padaku, aku semakin heran saat dia mengucapkan suka padaku, aku semakin tidak percaya, begitu mudahnya Ryan mengucapkan suka.
Seiring berjalannya waktu, akupun mulai terbiasa dengan kelakar-kelakarnya melalui telpon, karena memang kami tidak pernah ketemu,maka hanya memalui HP saja, jika aku dan Ryan mau bercerita ataupun hanya sekedar menanyakan kabar,
Sampai pada suatu saat kami bertemu, tetapi dalam diriku tetap merasa heran, kenapa Ryan bisa menyatakan suka padaku, apa yang menyebabkan Ryan mengucapkan kata suka padaku. Akhinya pada saat bertemu, aku langsung menanyakannya, Ryan tidak mau menjawab secara jujur, Ryan hanya menjawab pokoknya aku suka, tetapi aku tidak percaya begitu saja dengan kata-katanya, aku hanya mengikuti alur perkataanya saja tanpa menggunakan hati, aku hanya menganggap bahwa aku dan Ryan tidak ada hubungan apa-apa, dan tidak ada rasa istimewa. Aku merasa seperti itu karena sebenarnya aku masih tidak percaya dengan yang namanya cinta, karena aku pernah tersakiti dengan yang namanya cinta, jadi perasaanku terhadap dia hanya sebatas teman seperti saat kami sama-sama duduk di bangku SMA.
Selain itu, aku tau bahwa Ryan sebenarnya masih punya hubungan yang spesial dengan orang lain, makanya aku menanggapinya biasa, dan merasa heran tiada tara saat Ryan mengatakan sukanya padaku, bahkan aku tidak habis pikir, begitu mudahnya mengucapkan suka, sepertinya Ryan tanpa beban sama sekali ketika mengucapkannya, baru kali itu aku melihat orang yang gombalnya luar biasa, haha...aku hanya tertawa saja ketika Ryan mulai mengucapkan kata-kata yang lain, aku tatap wajahnya dalam-dalam, dalam benakku terus berkata “begitu mudahnya mengucapkan suka” ck ck ck heran.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kalau di lanjut bisa jadi buku cerita ini Bu. Salam Literasi.
iya ya bu