Siti Masruroh, S.Pd.I

lulus dari salah satu perguruan tinggi yang ada di jember, STAIN Jember pada tahun 2004, sebagai guru mata pelajaran Akidah Akhlak di MAN 4 Banyuwangi, sebagai ...

Selengkapnya
Navigasi Web

CINTAMU SETIPIS KERTAS Bagian 6 (Tantangan hari ke 121)TantanganGurusiana)

Selama lima tahun itu, pernikahan Sinta dengan Kahar masih belum resmi berpisah, meskipun kehidupan mereka sudah berpisah, sampai akhirnya Kahar tiba-tiba datang ke tempat Sinta dengan membawa Surat cerai dari pengadilan, tetapi ketika sampai di rumah Sinta, Kahar kaget luar biasa, karena yang dulunya rumah Sinta biasa-biasa saja, kini berubah menjadi lebih bagus, dan di depan rumahnya terdapat warung yang sudah semacam restoran, menu makanan lengkap dan menerima pesanan segala jenis kue. Tetapi Kahar adalah orang yang sangat gengsi, sehingga dia meyembunyikan kekagumannya, padahal dalam hatinya dia merasa kalau Sinta ternyata juga hebat.

Kahar masuk ke dalam warung tersebut, Sinta kaget melihat kedatangan Kahar, karena selama lima tahun ini Kahar tidak pernah datang, apalagi memberikan uang untuk keperluan anaknya, tidak pernah sama sekali, makanya Sinta merasa kaget, karena tumben ada waktu bagi Kahar untuk menengok anaknya.

“Mas Kahar? Tanya Sinta dengan wajah datar

“Iya, kamu jangan senang aku datang kesini” ucap Kahar dengan nada ketus

“Aku kesini hanya untuk mengantarkan ini” ucap Kahar sambil menyodorkan secarik kertas yang ada ditangannya.

“Apa ini mas? Tanya Sinta dengan mimik muka yang bertanya-tanya

“Kamu baca sendiri” jawab Kahar

Melihat isi surat tersebut, Sinta menghela nafas panjang, dia sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, matanya berkaca-kaca, tetapi dia tahan denngan sekuat tenaga supaya air matanya tidak jatuh. Yang membuat Sinta sedih bukan karena perpisahannya dengan Kahar, tetapi Sinta kasihan pada anaknya, karena Sinta bingung nanti harus menjawab apa, jika anaknya menanyakan ayahnya, karena selama ini, jika anaknya tanya, Sinta selalu menjawab kalau ayahnya sedang bekerja di luar kota, dan waktunya sangat lama. Namun dengan perpisahan tersebut, nantinya akan membuat jarak yang semakin lebar bagi anaknya untuk bertemu ayahnya, sedangkan selama lima tahun tersebut, ketika belum benar-benar berpisah, Kahar tidak pernah menjenguk anaknya, seolah tidak peduli, apalagi setelah berpisah? Tanya Sinta dalam hati, Sinta sangat bingung dan sedih.

“Baiklah jika itu memang sudah menjadi keputusanmu” ucap Sinta dengan hati hancur.

“Ya sudah, aku pergi” ucap Kahar masih dengan nada ketus

Sebelum pergi, Kahar berkeliling di seluruh ruangan warung Sinta, sedangkan Sinta hanya terpaku memandang kelakuan Kahar, sungguh seperti menghina keadaan Sinta, tetapi Sinta tidak peduli pendangan Kahar terhadapnya, yang Sinta pikirkan hanyalah bagaimana caranya untuk mendapatkan uang supaya anaknya bisa terpenuhi semua kebutuhannya.

Dalam benak Sinta sangat heran, karena selama lima tahun tidak pernah bertemu Kahar, sepertinya tidak ada perubahan pada Kahar, hanya harta yang ada dalam benaknya, dan menghina orang yang ada di bawahnya. Selain itu mungkin bisa dikatakan bahwa Kahar adalah orang yang pelit, karena dia tidak pernah memikirkan tanggung jawabnya sebagai ayah, tetapi Sinta tidak apa-apa, karena Sinta masih bisa berjuang untuk membesarkan anaknya sampai menjadi orang yang sukses.(BERSAMBUNG)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Watak Kahar sosok Bapak yang tidak bisa menjadi panutan ya Bun.

01 Jul
Balas

betul bu, sangat egois

01 Jul



search

New Post