Hidup di dunia memang hanya sementara, segala yang ada di dalamnya merupakan suatu titipan dari yang kuasa Allah Swt. Kekuasaan, kekayaaan, ketampanan, kecantikan, kemewahan, kedudukan, ketenaran, dan segala yang bersifat dunia, pada saatnya akan di tinggalkan, lantas kenapa manusia harus bangga dengan segala yang hanya di titipkannya.

Manusiawi jika manusia ingin memiliki segala yang menyenangkan di dunia, baik itu pasangan, ataupun harta benda yang melimpah. Tetapi jangan lupa, jika segalanya pasti akan meminta pertanggung jawaban pada manusia atas segala prilaku terhadapnya

Dari apa yang terpapar diatas, mengingatkan pada manusia bahwa tidaklah boleh mengagung-agungkan dengan segala yang bersifat keduniawian. Tetapi ternyata beda dengan Kahar, pemuda yang bisa di bilang sukses dalam dunia bisnisnya, umurnya masih muda tetapi dalam hal bisnis dia sangat brilian, tetapi dia termasuk pemuda yang mengagung-agungkan dengan apa yang dimilikinya.

Suatu saat dia bertemu dengan seorang wanita yanh lumayan cantik, pembawaannya menawan, kalem dan menarik, mungkin lebih tepatnya dia aadalah sososk wanita yang anggun. Di balik sosoknya yang kalem tersebut tersimpan hati yang sangat lembut, penyayang dan baik hati.

Ketika bertemu dengan Kahar hatinya tiba-tiba berdebar-debar, dia merasa takut dengan perasaannya, karena tidak seperti biasanya, jika bertemu dengan seorang laki-laki dia biasa-biasa saja. Ternyata hal yang yang sama juga dirasakan oleh Kahar, dengan begitu cepat Kahar tiba-tiba bisa menaruh hati pada perempuan yang baru di kenalnya.

Mula-mula Kahar tidak mengungkapkan ketertarikannya pada wanita tersebut, tapi setelah dua hari, Kahar langsung menyatakan cinta pada perempuan tersebut, nama perempuan itu adalah Sinta. Ketika kahar menyatakan keinginannya untuk menikahinya, Sinta tidak langsung menerima, dia butuh waktu untuk memeikirkannya terlebih dahulu, walaupun sebenarnya Sinta sangat menginginkan kahar.

Hari-haripun begitu cepat berlalu, dengan segala kepercayaan dan tekad yang bulat, akhirnya Sinta menerima ajakan kahar yaitu untuk menikah dengannya. Ikatan pertunangan sudah selesai dilaksanakan, tinggal menunggu hari untuk melangsungkan pernikahan. Tetapi memang dasar Kahar, meski sudah punya ikatan pertunangan, tetapi ternyata dia masih menggoda wanita-wanita lain, alasananya sangat mengejutkan, dia seperti itu karena dia merasa pantas untuk mendapatkan segalanya, karena dia tampan dan kaya, segalanya bisa di hitung dengan uang jadi dia merasa berhak untuk berbuat sesuai dengan keinginan hatinya.

Selain itu kahar juga punya pemikiran bahwa jika laki-laki dan perempuan sudah punya hubungan, maka yang berkuasa laki-laki, karena laki-laki adalah yang nomer satu dalam keluarga, jadi bebas melakukan apa saja.

Sungguh pemikiran yang sangat amburadul, pemikiran orang yang maunya menang sendiri. Tapi kembali lagi ya itulah Kahar .

Kini Sinta dan kahar sudah menikah, di bulan pertaman pernikahan aman-aman saja, kahar tidak pernah pulang terlambat setelah bekerja, bulan kedua mulai berubah sikap, bulan ketiga sudah muali jarang pulang, bulan ke empat menunjukkan secara terang-terangan kalau sudah tidak cinta, minggu kelima sudah mulai retak hungungan pernikahan.

Sinta seperti tidak percaya dengan semua yang terjadi dalam hidupnya, sepertinya masih kemarin Sinta merasa kebahagaiaan walau sesaat. Sinta beranggapan bahwa ternyata cinta Kahar terhadapnya sangat tipis sekali, cintamu setipis kertas, gumam Sinta saat hatinya benar-benar terluka, semuanya di sebabkan karena Kahar selalu terang-terangan kalau punya pasangan baru. Naudzubillahi min dzalik.