CINTAMU SETIPIS KERTAS (Tantangan hari ke 86)TantanganGurusiana)
Hari-hari Sinta di laluinya dengan perasaan tertekan, namun Sinta tidak bisa berbuat apa-apa, karena Sinta tidak ingin rumah tangganya berantakan, dia ingin sekali untuk mempertahankan dan memeperjuangkan pernikahannya, apalagi saat itu Sinta ternyata sedang hamil 1 bulan, sungguh kondisi yang sangat membingungkan bagi Sinta, karena meski Kahar selalu menyakitinya, tetapi Sinta tidak mungkin untuk berontak dari ikatan pernikahan bersama Kahar, Sinta harus tetap menerima kondisi itu walau hatinya sangat teriris, hancur lebur.
Di satu malam Sinta sengaja menunggu Kahar pulang meskipun sampai jam 2 malam, maksudnya adalah untuk memberitahukan bahwa dia sedang hamil, selain itu Sinta punya angan-angan, jika tahu kalau dia sedang hamil pasti kahar akan senang. Tepat pukul 2 kahar pulang dengan kondisi yang sangat lesu selayaknya orang pulang bekerja, dengan sigap dan riang Sinta menyambut kahar, dengan senyumnya yang manis Sinta memanggil Kahar dan menatap wajahnya lekat-lekat, sedangkan Kahar malah memandang Sinta dengan mimik muka yang kurang senang, melihat kahar seperti itu, Sinta berusaha menepis kesedihannya, sebenarnya air matanya sudah akan jatuh, tetapi dia tahan dengan sekuat tenaga.
“Mas Kahar” Ucap Sinta secara perlahan dan pelan
“Ya” jawab Kahar singkat
“Mas, aku punya kabar gembira” ucap Sinta
“Kabar apa? Tanya Kahar denngan nada sinis
“Aku hamil mas!” Ucap Sinta dengan nada terharu
Mendengar berita itu Kahar nampak kaget dan terlihat cuek saja, meski Kahar hanya diam saja, Sinta tau kalau Kahar kurang senang dengan berita itu, tetapi lagi-lagi Sinta membuang rasa sakit yang menusuk-nusuk hatinya, karena dia sangat ingin rumah tangganya tetap baik-baik saja, dan dia yakin bahwa suatu saat Kahar akan peduli dengan dirinya dan calon anak yang ada dalam kandungannya.
Tetapi Sinta di buat kaget dengan ucapan Kahar, dan Sinta tidak pernah menyangka kalau Kahar akan mengucapkan kata-kata seperti itu setelah kurang lebih 10 detik dia hanya diam.
“Gugurkan saja” Ucap Kahar dengan singkat
“Maksudnya? “ tanya Sinta dengan ucapan seperti orang tidak mengerti, karena dia berharap jika yang di dengarnya salah, Sinta mengulangi pertanyaannya.
“Maksudnya Mas?” Ucap Sinta dengan nada yang tegas
“Iya, gugurkan saja anak itu, karena aku tidak ingin di rumah ini ada tangisan bayi. “Berisik tau” bentak Kahar sambil berlalu.
Setelah malam itu Sinta tidak pernah membahas kehamilannya, Sinta tetap melaksanakan tugasnya sebagai istri, meski dalam diam Sinta tetap semangat dalam menjalani kehidupanya, dan juga Sinta tidak lupa untuk menjaga kesehatan badannya demi calon anaknya.
Malam-malam Sinta dia lalui denngan derai air mata, karena Kahar sungguh tidak peduli dan pulangnya larut malam, tetapi Sinta tetap tersenyum dalam menjalani kehidupannya. ( BERSAMBUNG)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap
terima kash
Si kahar, dkasi racun aja mba.. Saran pembaca
he he