CINTAMU SETIPIS KERTAS (Tantangan hari ke 99)TantanganGurusiana)
Semakin hari kahar semakin menunjukkan ketidak peduliannya terhadap Sinta, tetapi Sinta tetap saja begitu menghormati dan menghargai Kahar sebagai suaminya, sampai tibalah waktunya Sinta akan melahirkan anak pertamanya, pada saat itu Kahar lagi-lagi tidak ada di rumah, dan ketika di hubungi juga tidak ada jawaban sama sekali dari Hp nya, untung saja ada ibunya yang selalu menemani Sinta dan menghibur serta menegarkan hati Sinta dalam menghadapi sikap Kahar. Sinta tidak tau, jika tidak ada ibunya entah bagaimana nasibnya.
Waktu yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, bayi mungil berjenis kelamin laki-laki telah dilahirkan Sinta, dengan wajah yang senang Sinta memandang wajah anaknya, namun dengan berlinang air mata. Air mata itu adalah air mata keharuan karena anaknya lahir dengan selamat, sekaligus air mata kesedihan karena saat dia melahirkan Kahar tetap saja tidak bisa di hubungi dan tidak mendampinginya.
Hari sudah menjelang malam, Sinta masih di rumah ibu bidan tempat dia melahirkan, sehingga rumahnya kosong tidak ada siapa-siapa, karena ibunya menemani Sinta. Sedangkan mertua Sinta rumahnya jauh di luar kota, sehingga hanya ibu dan saudara dekat saja yang menemani Sinta, sedangkan suami tidak nongol-nongol juga. Baru ketika adzan maghrib sudah berkumandang, Kahar menghubungi Sinta, karena bertanya kenapa rumah kosong.
Setelah mendengar cerita dari Sinta melalui telepon, Kahar baru berangkat ke rumah ibu bidan untuk menjemput istri dan anaknya, ketika melihat bayi mungil tersebut, tetap saja wajah Kahar nampak tidak begitu gembira, Sinta menyadari ekspresi dan sikap Kahar, sehingga Sinta bertanya dalam hati, sebenarnya hati Kahar itu terbuat dari bebatuan apa, kok sangat keras sekali, batinSinta.
Hari bergulir begitu cepat, sikap Kahar terhadap istri dan anaknya tetap saja, tidak ada perubahan, sampai suatu saat Sinta betul-betul tidak terima dengan perlakuan Kahar, selain tidak peduli dengan kebutuhan anak dan dirinya, Kahar menjadi orang yang tempramen dan ucapannya sangat menyakitkan hati. Ketika di tanya sebenarnya ada masalah apa, kahar tidak pernah menjawab.
Sinta menjadi serba salah, jika berbuat salah, jika tidak berbuat tambah salah. Sinta tidak menyangka kalau cinta Kahar terhadap dirinya bisa luntur, sampai menjadi seperti setipis kertas, sungguh di luar dugaan Sinta dan di luar angan-angannya.( BERSAMBUNG)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren Bun... lanjuttt
iya bu. teri ksh motifasinya