HAMPA Bagian 21 (Tantangan hari ke 21 )TantanganGurusiana
Akhirnya Rita dan temannya sudah sampai di rumah Rita, malam itu suasananya sunyi, mencekam, meski para pelayat dan saudara masih ada disana, mereka tidak ada yang bercakap-cakap. Tanpa ada yang memerintah, mereka semua mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan persiapan untuk pemakanan besok pagi.
Rita juga tidak mengucapkan sepatah kata pun, Rita lansung masuk rumah tanpa mengucapkan salam, Mila dan temannya yang mewakili untuk mengucap salam. Dalam pikiran Rita hanyalah bagaimana kondisi ibunya, tiba-tiba tangis Rita lansung pecah, karena melihat ibunya yang masih pingsan, Rita menghampiri dan membangunkan ibunya, supaya lekas sadar, dengan rintihan tangisnya, Rita terus memanggil-manggil ibunya.
Beberapa saudara dan para tetangga, ada yang mencoba menyadarkan ibunya dengan memijit-mijit kakinya, ada yang mengoleskan minyak kayu putih ke seluruh tubuhnya. Semuanya berusaha untuk menyadarkan ibunya, sedang adiknya hanya duduk terdiam di sudut ruangan.Kasian sekali.
Selang beberapa kemudian, mata ibunya Rita mulai terbuka, dia sudah sadar, semuanya mengucapkan syukur”alhamdulillahirobbil’alamin”. Ibunya Rita melihat Rita sudah datang, dia langsung menangis dalam pelukan Rita.
Saudara dan tetangga mencoba menenangkan ibunya Rita.
“Sabar bu..jangan di tangisi terus, mudah-mudahan almarhum diampuni segala dosanya dan di nterima disisNya” Ucap Ibu Saudah, tetangga dekat Rita.
“Iya bu, kita harus sabar, karena semua ini adalah sudah kehendak Alloh” Tambah Rita
“Tapi Rita” Ucap ibu Rita Lirih sambil menangis.
“Kenapa bu? Tanya tanya juga sambil menangis
“Ibu belum minta maaf sama ayahmu nak! ‘Ucap Ibunya Rita dengan nada menyesal.
“Sudah bu, jangan dipikirkah hal itu, ayah pasti memaafkan, sekarang kita doakan ayah saja ya!” bujuk Rita.
“Sekarang kita rawat ayah,karena ini kesempatan terakhir kita” tambah Rita.
“Iya” jawabnya.
Ibunya Rita sudah mulai tenang, dia sudah tidak menangis lagi. Ibu, Rita dan saudara-saudaranya mempersiapkan segala sesuatunya untuk pemakaman besok, mereka berdua membantu para saudara dan tetangganya yang sudah mempersiapkan dari tadi.
Malam rasanya sangat lama sekali, mungkin saja karena semuanya melewati malam itu dengan perasaan sedih, sehingga malam sepertinya begitu panjang. Rita dan ibunya tidak tidur sama sekali malam itu, berkali-kali Rita meminta ibunya untuk istirahat saja, tetapi ibunya selalu menolak. Sebenarnya Rita tidak tega melihat kondisi ibunya, Rita khawatir dengan kesehatannya.
Perasaan Rita tidak karu-karuan, hatinya sangat sedih, malam itu Rita betul-betul tidak mengerti dengan perasaannya saat itu. Sebenarnya Rita ingin menumpahkan segala yang mengganjal dalam hatinya, kesedihannya. Tetapi dia tahan kuat-kuat, supaya besok pada saat acara pemakaman ayahnya, Rita bisa kuat untuk mengantarkan kepergian ayahnya.
Lidia juga tidak pulang malam itu, dia menginap di rumah Rita. Lidia lah yang selalu memberikan kesemangatan kepada Rita, bahwa Rita harus kuat menghadapi takdir Alloh SWT. Sesaat Rita terlelap, dalam lelapnya tiba-tiba dia berteriak memanggil ayahnya. Lidia kaget dan langsung membangunkannya, Rita membuka matanya dan mengucapkan Istighfar. ( BERSAMBUNG)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Siip bunda... Lanjut...
siap