Siti Masruroh, S.Pd.I

lulus dari salah satu perguruan tinggi yang ada di jember, STAIN Jember pada tahun 2004, sebagai guru mata pelajaran Akidah Akhlak di MAN 4 Banyuwangi, sebagai ...

Selengkapnya
Navigasi Web
HAMPA Bagian 24 (Tantangan hari ke 24)TantanganGurusiana

HAMPA Bagian 24 (Tantangan hari ke 24)TantanganGurusiana

Waktu begitu cepat berlalu, Rita dan Lidia sepertinya tidak dapat dipisahkan sebagai sahabat atau sebagai rekan kerja, kemanapun ada Rita pasti ada Lidia. Tetapi keakraban dan kedekatan itu tiba-tiba retak seperti sebelumnya, penyebabkan bukanlah gara-gara ada orang yang komplain lagi, tetapi karena perbedaan pendapat tentang model baju yang mereka rancang, sebenarnya kelihatannya sepele, tetapi bagi mereka hal itu menjadi suatu hal yang sangat prinsip, sehingga terjadilah keretakan diantara mereka.

Meskipun umur mereka bisa dibilang sudah dewasa, karena sudah berumur 20 tahun, tetapi tetap saja, kadang-kadang muncul sifat egoisnya masing-masing, untuk menetralisir keaadaan supaya kembali seperti sedia kala, mereka memilih diam terlebih dahulu, anggapan mereka dengan diam maka akan terhindar dari percekcokan. Tetapi kenyataannya dengan diam saja, malah tidak ada solusi dan permasalahan tidak segera teratasi.

Kini keretakan pershabatan mereka tidak bisa terhindarkan Tanpa terasa keretakan diantara mereka sudah lama terjadi, kini masing-masing punya usaha. Sebenarnya mereka merasakan betapa hampa hati mereka, seperti ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya, tidak ada lagi tempat curhat, tidak ada tempat sharing, tiadak ada tempat berkeluh kesah, tidak ada tempat untuk berbagi kebahagiaan.

Mereka sepertinya memang sudah hidup sendiri-sendiri, meski sebenarnya di dalam hatinya memedam suatu rasa yang sangat berat, rasanya seperti kehilangan orang yang berjasa dalam hidupnya, selain orang tuanya msing-masing.

Suatu saat mereka bertemu tanpa sengaja, pada saat itu Rita sedang berada di kantor pos, untuk mengirimkan hasil karyanya dalam membuat puisi, sedangkan Lidia mengantarkan tetangganya untuk mengambil wesel uang dari anaknya. Tanpa sadar mereka menyapa

“ Hai Rit” Sapa Lidia.

Rita menoleh sambil mengernyitkan dahi, seperti mengenal suara yang memanggilnya, hatinya berdegub dan otaknya berpikir keras, seperti suara Lidia. Benar saja, ternyata Lidia

“Hai juga..kamu Lidia? Tanya Rita

“Iya, sedang apa kamu di kantor pos? Tanya Lidia

“Ini mau kirim puisi ke salah satu majalah” jawab Rita santai,

Nampak pada wajah mereka berdua, sebenarnya mereka kangen dan ingin bercakap-cakap yang lebih banyak, tetapi mungkin karena masing-masing mempertahankan egonya, sehingga mereka saling diam tanpa ada percakapan.

Akhirnya Lidia melawan egonya dan berusaha sekuat tenaga untuk memulai percakapan dengan Rita.

“Bagaimana kabarmu Rit? Tanya Lidia

“Baik, kamu sendiri bagaiman? Rita balik bertanya

“Maafkan aku ya Rit, selama ini aku diam dan hubungan kita menjadi retak seperti ini. Tiba-tiba Lidia memulai untuk meminta maaf.

“Iya, sama-sama aku juga minta maaf, menurutku kesalahfahaman ini terjadi karena egoku yang terlalu tinggi.

“Tidak” jawab Lidia.

Mereka pun saling tersenyum dan saling memaafkan, meski terasa agak sedikit canggung. ( BERSAMBUNG)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Siip.. Lanjut bunda...

27 Mar
Balas



search

New Post