Gema takbir berkumandang di musholla dan di masjid, dengan suara yang merdu, takbir terus dilantunkan, semalam suntuk suara takbir itu tidak berhenti. Ketika takbir-takbir itu berkumandang dimana-mana, suasana malam lebaran masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, tetapi menjelang sholat ‘Idul Fitri, suasananya sedikit berbeda, karena pelaksanaan sholat Idul Fitri harus mengikuti protokol kesehatan yang telah di tetapkan oleh pemerintah, yaitu harus menggunakan masker, dan juga ketika memasuki wilayah masjid ada petugas yang memberikan layanan penggunaan hand sinitizer.

Setelah pelaksanaan sholat Idul Fitri, biasanya akan melakukan silaturrahmi dari rumah satu kerumah yang lainnya, tetapi tahun ini tidak seperti itu yang dilakukan, karena silaturrahmi hanya cukup menggunakan telfon ataupun layanan WatsApp, karena kitulah hari ini, dihari lebaran yang pertama, banyak rumah-rumah yang tutup pintu, ada juga daerah yang menggunakan sistem buka tutup, yaitu dengan membuat jadwal kapan harus tutup dan kapan bisa buka pintu kembali

Perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya adalah, tidak banyak pemudik yang memadati di kampung-kampung, sehingga tahun ini lebaran di kampung terasa lebih lengang dan sepi, meski demikian tidak akan menggurangi esensi/ makna dari hari raya itu sendiri.

Semua peraturan yang di terapkan adalah bertujuan untuk kebaikan dan keselamatan bersama, sehingga kamipun juga sadar akan kondisi demikian, makanya untuk pemakaian masker jangan sampai lepas, harus tetap menggunakannya disaat kita keluar rumah ataupun ketika berbincang-berbincang dengan orang lain, sehingga mata rantai virus bisa terputus.