Apakah Orang Gila Tahu Dirinya Gila?
Tantangan Menulis Hari ke-18
Sudah beberapa hari ini saya tidak melihat orang gila yang ada di jembatan Setu, bawah jalan layang Cikampek. Biasanya dia duduk sila seperti orang semedi atau tiduran santai. Air mineral berjejer rapi di pinggiran jembatan. Baju dan peralatan lainnya berserakan di trotoar yang dia pergunakan. Rambutnya gimbal tak terurus. Apakah dia benar-benar gila atau bagaimana, ya?
Beberapa waktu lalu, di depan Sekolah Tinggi Transportasi Darat juga ada orang gila seperti ini. Ketika saya lewat pagi hari, sampai saya pulang petang hari, posisinya biasanya sama. Apakah dia benar gila?
Nah, mungkin dia sendiri tidak bisa menjawab apakah dia gila atau tidak, tapi kita yang bisa menjawab dari apa yang kita lihat.
Pertanyaannya, apakah orang gila tahu kalau dirinya gila?
Gila versi yang saya lihat mungkin mengacu pada keadaan di mana jiwa seseorang terganggu, alias kena gangguan jiwa. Pikirannya tidak normal, halusinasinya terlalu tinggi, tidak bisa membedakan pekerjaan itu baik atau tidak, layak dilakukan atau tidak. Gila juga berarti ketidaknormalan cara seseorang berpikir dan perilakunya kurang wajar.
Orang Indonesia kadang juga berkata gila pada satu hal yang amazing atau luar biasa hebatnya. Misalnya: "Gila, keren bener suaranya!"
Imam Muslim meriwatkan sebuah hadis, Pada suatu hari Rasulullah SAW melewati sekelompok sahabat yang sedang berkumpul. Mereka berkata, 'Ya Rasul ini ada orang gila sedang mengamuk, karena itu kami berkumpul di sini.' Rasulullah bersabda, 'Orang ini tidak gila. Ia sedang mendapat musibah.' Rasul malah bertanya, 'Tahukah kalian siapakah orang gila yang benar-benar gila?' lalu Rasul menjelaskan, 'orang gila adalah orang yang berjalan dengan sombong, yang memandang orang dengan pandangan merendahkan, yang membusungkan dada, berharap akan surga Allah, sambil berbuat maksiat, yang kejelekannya membbuat orang lain tidak aman dan kebaikannya tidak pernah diharapkkan."
Artinya, orang yang menurut kita waras pun, kalau dia sombong dan memandang rendah pada orang lain, maka dialah yang sebenarnya gila. Kalau kita perhatikan kalimat berjalan dengan sombong, memandang rendah, dan membusungkan dada ini, kita tahu bahwa Rasulullah menekankan bahwa kita harus selalu sadar untuk memperlakukan orang lain tidak lebih rendah derajat keduaniaannya dari kita. Dan biasanya, orang gila yang ini juga sepertinya tidak sadar bahwa dia gila.
Wallahualam bisshawab.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sebagai bagian dari orang gila, saya sadar klo saya gila
Orang gila yang sadar. Wkwk
Gila, keren banget Ibu yang satu ini gila menulis Menulis menulis menulis Apapun ditulis
Gileee
Gila, keren banget Ibu yang satu ini gila menulis Menulis menulis menulis Apapun ditulis
Heheh gila menulis kan bagus
Wow, tulisan ini benar benar gila. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Gile bener ya
Saya kira orang gila tidak tahu kalau dirinya gila bu..
Hehe udah sadar berarti
Sebuah tulisan yang bagus dan aku selalu melihat orang gila yang ada dtulisan ibu. Tiap hari aku lewat kalau mau ke sekolah. Sukses bun
Iya bun. Kemana ya dia?
Keren, kita ma gila nulis sj lah he he sukses ya bun
Kalau dia tahu berarti ga gila ya bun
Luar biasa bu, ternyata yang disebut gila itu macam macam maknanya. Sukses bu
Aamiin. Nuhun bun
Bagus bun, melihat orang gila dengan berbagai pendekatan... Terima kasih artikelnya enak... Sukses selalu.. Aamiin
Terima kasih, Pak
Terima kasih, Pak