Media yang Berangsur-Angsur Tutup Mata
Beberapa waktu lalu saya melihat tayangan di TikTok tentang seseorang yang kena PHK dari MNC, tempatnya bekerja selama 7 tahun. Seluruh kantor biro daerah MNC memang resmi ditutup per 30 April 2025. MNC Group selaku pemilik dilaporkan melakukan PHK terhadap 400 karyawan. Ternyata tidak sedikit industri penyiaran yang harus menutup perusahaannya karena berbagai sebab. Sejumlah korban PHK menduga bahwa gelombang pemutusan hubungan kerja yang mereka alami akibat langkah efisiensi berkelanjutan oleh perusahaan secara bertahap dalam beberapa waktu terakhir. Belakangan ini, berita juga menyoroti bagaimana perkembangan teknologi dan peralihan ke platform digital menyebabkan banyak perusahaan media konvensional kesulitan bertahan. Viva.co.id akan menutup kantor mereka di Pulogadung bulan depan. Emtek Group juga melakukan PHK ke 100 orang.
Stasiun televisi milik negara yakni TVRI juga melakukan PHK ke tenaga kontributor dan tenaga lepas di seluruh Indonesia. Sungguh kenyataan pahit yang harus diterima. Persaingan konten yang semakin ketat, perubahan pola konsumsi masyarakat, hingga penurunan pendapatan iklan membuat beberapa stasiun TV harus memangkas karyawan. Penyebab lainnya adalah biaya operasional yang tinggi, penurunan jumlah penonton televisi konvensional, dan pergeseran minat generasi muda ke media berbasis streaming. Live apa pun lebih menarik, apalagi live barang-barang belanjaan buat ibu-ibu. Selain itu, meningkatnya penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam produksi konten turut mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia.
Hal ini tentu menjadi tantangan besar bagi pekerja media untuk beradaptasi di era digital saat ini. Mereka harus memiliki keterampilan baru, seperti kemampuan produksi konten digital, penguasaan media sosial, serta adaptif terhadap perkembangan algoritma platform. Inovasi dan kecepatan membaca tren menjadi kunci untuk tetap bertahan di tengah gempuran perubahan. Ya begitulah, kita tentu sadar betul bahwa keseharian kita lebih banyak membuka tayangan YouTube, TikTok, Instagram, dan tayangan berita online lainnya dibandingkan menonton televisi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar