Kekuatan Cinta Bidadari

Jika hendak engkau meninggalkanku, ya sudahlah..Dewi bergumam dalam hati. Segala rasa dan asa telah kupatri padamu. Tapi sepertinya, itu tak membekas dihatimu. Hingga mudah bagimu mengatakan selamat tinggal padaku. Tangan gemetarnya meraih sepeda motor yang telah lama diparkirnya di tepi jalanan. Dewi melanjutkan perjalanan pulangnya. Terbayang wajah anak-anaknya di rumah yang telah menunggu kedatangannya. Isak tangisnya dikemas dalam diam, seolah hendak disembunyikannya dari riuhnya kehidupan duniawi.

Dewi mencoba menggali kisah yang pernah melintasi ladang hatinya bersama Riyan. pemikirannya tidak hanya mengacu pada proses otak, atau sesuatu yang dapat dipikirkan, atau direnungkan, tetapi mengindikasikan sesuatu yang dapat muncul setiap saat di dalam diri, di dalam kesadaran diri manusia. Yaa,,tentang hakikat menjaga kesucian tali kasih yang telah dianugrahi dua bidadari kecil yang manis, polos dan tak memahami arti perpisahan. Tapi itu sudah terjadi.

Dipandanginya wajah mungil kedua bidadarinya. Senyum lepas dari sudut bibirnya, dewi memeluk mereka dengan hangat. Diciumnya pipi halus mereka. Begitu menggemaskan, seolah menjadi daya sihir baginya mengumpulkan semua kekuatan dirinya menjadi pelindung keduanya. Dia pasti bisa, mengantarkan bidadarinya menuju kesuksesan hakiki sebuah cinta. Cinta menelusuri ridla Tuhannya.