KOTORAN BURUNG

Oleh Siti Nur Asiyah, S.Pd.I

Tiga minggu sudah aku berada di tempat yang baru, bagiku yang masih awam tentang perkebunan, banyak hal baru yang kudapat. Mulai dari cengkeh, kambing, sampai sarung alat untuk sholat yang ditaruh di hutan cengkeh . Seolah rumah hanya tempat peristirahatan malam, kadang malam juga bisa tidur di hutan kalau musim panen cengkeh.

Yang punya ayam di hutan, dua hari sekali kesana untuk memberi makan ayam, ayamnya tidak banyak cuma satu dua, namun sampai beranak pinak hingga puluhan. Begitu juga kambing. Alhamdulillah meskipun di hutan, mereka semua aman.

Yang menjadikanku lebih heran lagi adalah kotoran burung. Dari kotoran burung tersebut tumbuhlah banyak pohon cabe rawit, hal ini merupakan nikmat yang luar biasa, disini petani tidak menyebar benih cabe rawit, namun petani bisa memanen hasilnya, apalagi harga cabe saat ini mencapai seratus ribu per kg, subhaanallaah, ni'mat tuhan yang manakah yang tidak patut disyukuri. Hingga akupun bisa menikmati cabe rawit dari burung tersebut tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Karena diberi oleh tetangga yang memanen hasil kotoran burung tersebut, entah dapat darimana siburung itu.