Tantangan hari ke 5.05.2025

Berontak tentu saja, tapi masih kalah dengan tenagaku yang sudah menahan amarah.

Setelah berteduh di depan salah satu kelas, aku menatap mata siswi tersebut nyalang.

“Kalau tidak malu dengan orang lain malulah dengan diri sendiri, sudah terlihat aurat masih juga main hujan seperti anak TK yang susah dinasehati.” Ucapku dalam.

Setelah berkata itu aku beristifar dan melangkah menjauh tidak ingin terpancing emosi.

Anita siswi yang luar biasa susah untuk menasehatinya.

Penutup kepala tapi kelakuan memalukan penutup kepala, bukan sekali dua aku menasehatinya.

Anak rambut selalu mengintip dari dahinya, ciput hanya asesoris yang ada dikepala tapi tidak menutup anak rambut.

Jika ada sidak, ciput akan segera ditata indah, jika tidak ciput akan tersembunyi seperti siput.

Dengan kesal aku melangkahkan kaki menuju majelis guru, waktu berakhirnya pembelajaran sudah tinggal 15 menit.

Tawa canda masih terdengar di majelis guru, hujan penjadi pembenaran untuk tidak berdiri di depan kelas.

Waktu terbuang percuma 120 menit terakhir, biasanya aku gunakan untuk membuat asesem ataupun pekerjaan lain yang masih menyangkut pembelajaran.

Ah, tapi sore ini setelah lelaah masuk sendirian dengan siswa yang bisa dihitung jari rasanya melelahkan.

Aku melangkah pelan, tidak ingin mengusik kesenangan mereka teman sejawatku yang berbahagia dengan cerita mereka.

Merapikan alat perangku, laptop beserta kawan – kawanya memasukkan dalam ransel yang selalu aku sandang.

Tidak ada lagi tas Wanita gaul serta cantik untukku sekolah, hanya ransel yang melengkapi penampilanku.

Bel Panjang berbunyi, aku melangkahkan kaki keluar majelis guru.

Di depan pintu majelis guru tatapanku bertabrakan dengan mereka termasuk Anita yang sudah aku tegur, tapi lihatlah mereka masih bermain hujan.

Helaan napasku kasar, menuju tempat parkir untuk mendapatkan kendaraanku, ingin secepatnya sampai di rumah.(Bersambung)

#TantanganGurusiana