SITI NURBAYA AZ

Guru SMA Negeri 2 Karimun. Masih terus mau belajar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
BAHULU CERMAI (5)
Dari google

BAHULU CERMAI (5)

Tantangan hari ke 09.4.2024

Tapi aku malas untuk berpikir, masih dengan menata hatiku yang retak seribu.

“Mai tak ikut saja Mak.” Ucapku lemah

“Ngapa tak ikut, Mak tak masak?” ucap Mak

“Nanti Mak bawakan saja sisa lauk untuk Mai, buka Mai nak makan buah saja. Habis tarawih baru makan.” Ucapku lagi.

“Suka hati kaulah Mai, Mak dan Abah pergi dulu.” Ucap Mak sambil berlalu dengan Abah.

Netraku terpaku pada tontonan TV di depanku tapi pikiranku melayang.

“Assalamualaikum.” Suara dari luar rumah

Keningku berkerut siapa yang bertandang dekat jam nak berbuka puasa ni, batinku.

“Walaikumsalam.” Tak ayal aku menjawab salam.

Melangkah malas menuju pintu depan, mungkn saja ada tetangga yang nak berbagi rezeki. Lumayan ada juga pemakan lain selain buah yang sudah aku kupas untuk berbuka nanti.

Netraku membulat, melihat sosok yang berdiri tegap di depan pintu rumahku.

“Bang Dahlan, Mak Abah tak ada?” ucapku spontan.

“Abang menjemput Mai, untuk berbuka diluar. Cepatlah bersiap Abang tunggu.” Ucapan Bang Dahlan.

Dengan bodohnya aku mengikuti perkataannya, berlalu ke dalam kamar dan bersalin baju.

Jilbabku terbawa angin, dengan susah payah aku mengatur jilbabku.

Saat ini aku duduk diboncengan motor Bang Dahlan menyusiri costal area ujung yang menjadi serbuan tempat orang berbuka puasa di luar rumah.

Motor berhenti, netraku menangkap sosok Mak, Abah dan Mak Latifah yang duduk bersembang.

Mati aku, bukanya tadi aku tak mau ikut berbuka bersama Mak dan Abah.

Alasan apa yang aku katakan jika Mak bertanya kenapa sekarang aku ada ditempat yang sama untuk berbuka.

“Bang bisa kita ketempat lain?’ ucapku berharap Bang Dahlan mengabulkan permintaanku.

Bukannya menjawab pertanyaaku, langkah Bang Dahlan semakin mendekati meja kedua orangtua kami.

“Rupakanya nak dijemput Dahlan dulu baru nak berbuka di luar.” Sindir Mak ketika kami sudah sampai di meja tempat Mak duduk.

“Ah apa tercengat duduklah.” Perintah Mak.

Dengan malu aku duduk di kursi yang sudah digeser Bang Dahlan untukku.

Aku meniliti wajah Abah, Mak dan wajah orangtua Bang Dahlan secara bergantian dengan curi – curi pandang.(bersambung)

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi!

09 Apr
Balas

Salam literasi kembali Pak

10 Apr

Mantap

09 Apr
Balas

Terima kasih Pak

10 Apr

Sama sama

10 Apr



search

New Post