Tantangan hari ke 3.05.2025

Sepekan sudah berlalu, banyak guru yang membicarakan nilai – nilai Anton yang naik dengan dratis.

Ada rasa senang yang melambung di dada, guru mana yang tidak senang anak didiknya mendapatkan nilai sempurna.

Entah untuk yang keberapa kali aku menepis ragu yang melanda tentang pencapaian sempurna Anton menjawab soal – soal assessment.

Beberapa artikel yang aku baca tentang tingkat kecurangan yang bisa dilakukan jika asesmenta menggunakan aplikasi google form.

Anto, siswa yang suka dengan dunia IT tentu tidak menjadi masalah buatnya, batinku berkata.

Aku berperang dengan batinku, sebelah batinku mengatakan Anton sudah berubah sehingga nilainya menunjukkan peningkatan nilai yang signifikan, sementara kenyataan berkata lain.

Anton masih sibuk tertangkap tangan bermain game oleh guru – guru yang mengajar di dalam kelas.

Kilas imbas pertama menginjakkan kaki di sekolah ini, 25 tahun lalu.

Aku harus berlajar ekstra setelah menamatkan kuliah, tidak mudah yang diperkirakan.

Sewaktu PPL tidak menemukan siswa – siswi yang memiliki kemampuan di atas rata – rata.

Mau tidak mau sebelum masuk kelas aku harus mengulang kaji materi, menyiapkan mental jiak ada pertanyaan diluar kemampuan.

Guru juga manusia, semua ada batasnya itu yang selalu menjadi peganganku tapi tidak boleh terlihat lemah di peserta didik itu pasti.

Seweaktu PPL aku tidak diminta mengajar di kelas eksklarasi yang siswa – siswinya berbeda kemampuannya di banding kelas biasanya.

Sebagai guru penganti yang kebetulan guru senior memasuki masa purnabakti, sebulan lebih aku menyiapkan mental untuk mengajar mereka.

Semua kenangan itu tidak lagi aku rasakan sekarang ini, mereka asyik dengan dunia maya yang lebih menjanjikan mimpi yang membuat mereka terlena dan akhirnya belajar menjadi momok yang membuat mereka malas yang katanya banyak tuntutan didalamnya.

Kenangan itu membuatku merasa rindu, seandainya aku masih bisa memeluk rindu akan masa dimana belajar mengajar begitu mengasyikkan.***

#TantanganGurusiana