SITI NURBAYA AZ

Guru SMA Negeri 2 Karimun. Masih terus mau belajar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
MUARA RINDU (1)
Dari google

MUARA RINDU (1)

Tantagan hari ke 30.04.2024

Langkahku semakin lebar, degup jantungku tak beraturan.

“Assalamualaikum kak, Ayah dirawat di rumah sakit sekarang. Sempatkan untuk pulang.” Dengan suara ngos – ngosan adiiku memberi kabar dari seberang sana.

Belum juga mengucapkan salam, sambungan telepon sudah terputus.

“Ya Allah, cobaan apalagi ini.” Batinku

Sepekan lalu aku yang mengalami musibah, entah dosa apa yang aku lakukan dengan tidak tahu malu aku mencium tanah setelah motor yang tidak memberi salam menabrakku yang berjalan diatas tortoar jalan.

Untung tak bisa dicari, malang tak dapat dielak aku yang berjalan di jalurkan saja tertabrak karena rem motor pengendar blong daripada menabrak truk gandeng pengedara banting stir masuk jalur tortoar penjalan kaki dan naasnya aku yang berjalan di situ.

Tak mau mendapat musibah lagi walaupun hatiku sangat kwatir dengan kondisi Ayah yang hanya mendapat kabar dirawat entah kerana apa. Kendaraan roda empatku ku jalankan dengan laju normal.

Setengah berlalu, saat ini aku lagi mencari parkir untuk mobil alyaku yang merah menyala.

Tidak ada slot untuk pakir, akhirnya aku berputar arah keluar untuk mempakirkan mobil di bibir jalan depan rumah sakit.

Setelah aman memparkirkan dan menitipkan mobil pada tukang parkir, aku berlari menuju ruangan tempat Ayah dirawat.

***

“Kia, suruh dia pergi Ayah.” Ketus Ayah.

Sapaan yang menyakitkan ketika aku membuka pintu ruang rawat inap Ayah.

Dengan hati luka aku tetap melangkah masuk, berusaha tegar mengambil tangan renta yang dulu sangat menyayangi tapi sekali lagi aku terluka tanganku ditepis Ayah.

“Kia dengar tidak ucapan Ayah, suruh dia pergi.” Ulang Ayah kepada adikku Zakia.

Daripada membuat keadaan bertambah kacau aku keluar dari ruangan inap Ayah dengan Kia adikku mengikuti dari belakang.

“Apa yang terjadi.” Ucapku setelah kami menutup pintu ruang inap Ayah.

“Kia baru sampai sekolah, ketika Mak Long menelepon mengatakan Ayah masuk rumah sakit. Karena kalut Kia menelepon kakak. Tensi Ayah naik, ayah pitam langsung dibawa kerumah sakit.” Cerita adikku.

Sudah sepekan ini hubunganku dengan Ayah tidak harmonis.

Ayah ingin aku cepat melepas masa lajangku.

“Alya, umur dah cukup pekerjaan dah mapan. Menikahlah, umur Ayah entah tinggal berapa. Sebelum tutup usia Ayah ingin Alya menikah.” Asal mula hubunganku dengan Ayah menjadi renggang.

Permintaan Ayah yang sudah kesekian kalinya padaku, bukan aku tidak memikirkannya tapi sejak gagal menikah dengan jodoh yang Ayah pilih aku terluka.

Dengan berusaha menerima dijodohkan, membuka hati tapi akhirnya aku kecewa ternyata hanya menghitung minggu sebelum naik pelamin aku diputuskan tunang.

Tiga tahun berlalu tapi aku masih merasakan lukaku berdarah belum kering.

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

cerpennya bagus bunda, salam sukses

30 Mar
Balas

Terima kasih

01 Apr

sama-sama bunda

02 Apr

Mantap

30 Mar
Balas

Terima kasih

01 Apr



search

New Post