SITI NURBAYA AZ

Guru SMA Negeri 2 Karimun. Masih terus mau belajar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
 PULUT DURIAN
Dari google

PULUT DURIAN

Tantagan hari ke 21.03.2024

Sepanjang jalan dari sekolahan sampai dengan gang depan rumah aroma durian yang menyengat penciuman terhendus.

Rasa lapar karena puasa membuat harumnya aroma durian malah membuat perutku bergolak.

Mual yang aku rasakan membuat kepala sedikit pusing.

Gara – gara tidak sempat makan sahur karena terlambat bangun perut kosong mencium aroma durian membuat diriku menderita.

Jam masih menunjukkan pukul tiga waktu sholat azar saja belum tiba.

Selama ramadhan sekolah tempat aku mengabdi pulang pukul setengah tiga.

Lega rasanya setelah menekan pintu rumah, berharap bau menyengat dari durian akan hilang.

Tapi ini bau apa, sepertinya durian kenapa dimana – mana tercium bau durian, batinku.

Melangkah menuju dapur, sumber dari bau durian di dalam rumah.

Suara siulan dari dapur tidak asing, apakah Bang Yusup suamiku yang berada di dapur sekarang.

“Sudah pulang, rindu Abang tak?” suara suamiku bergema diruang dapur kami.

Bergegas aku menuju suamiku mengambil tangannya untuk aku salam dan cium tanda hikmat sebagai istri.

“Kate lusa baru sampai rumah?” tanyaku

“Dapat cuti cepat, jadi abang pulang cepat.” Jelas suamiku.

“Lama Abang di rumah.” Ucapku lagi

“lebih kurang dua.”

Belum selesai ucapan suamiku, aku telah kehilangan kesadaran.

***

Aroma minyak kayu putih memenuhi hidungku, perlahan aku mengerjapkan mataku untuk menyesuaikan dengan pencahayaan yang menyilaukan mata.

“Minum dulu.” Ucap suamiku sambil mendorong segelas air teh hangat kepadaku.

“Alya puasa Bang.” Ucapku lemah

“Dah pingsan, puasa batal. Cepat minum.” Perintah suamiku

Dengan lemah aku meraih gelas teh yang disodorkan suamiku dan meminumnya.

Rasa lega terasa, tapi aku kecewa karena puasaku terpaksa batal.

Setelah menyerahkan gelas teh kepada Bang Yusuf baru aku perasan kalau kami tidak berada di rumah.

“Bang kita dimana?” tanyaku lemah

“Di rumah sakit, lama Alya pingsan abang cemas terus bawa kerumah sakit.” Ucap suamiku.

“sudah tiga hari ni tak selera nak makan, Alya hanya makan buah ketika buka dan sahur. Tapi pagi tak sempat makan buah hanya minun air karena terlambat bangun. Alya pingin makan pulut durian tapi sepanjang jalan tidak ada yang menjual tadi sepulang sekolah banyak durian tapi aroma durian membuat mual dan sakit kepala. Ditambah dengan masakan abang di dapur tadi” Ceritaku lemah.

“Ha ha ha ternyata kita sehati, entah angin apa membuat Abang memasak pulut durian. Ternyata ayah dengan anak sehati.” Ucap ceria Bang Yusuf.

Aku belum mencerna apa yang Bang Yusuf katakan.

“Nak makan pulut durian sekarang.” Ucap Bang Yusuf

Entah kabur ke mana rasa mualku, semangkok besar pulut durian aku santap.

Sendawa menandakan aku kenyang dengan pulut durian.

“Calon Mak dimana malunya.” Tegur Bang Yusuf mendengar aku sendawa

“Maaf.: Aku terkekeh mendengar ucapan suamiku.

Setelahnya aku tercengang menganalisa ucapan Bang Yusuf.

“Alya hamil Bang. Ucapku terkejut.

“Abang juga baru tahu selepas dokter memeriksa Alya.” Ucap suamiku.

“Kenapa Abang kasih Alya makan durian.” Ucapku cemas

“Ya Allah Abang lupa, mudah – mudahan tidak apa. Alya makan durian yang sudah dimasak dan tak banyak.” Setelah mengucapkan itu suamiku bergegas keluad dari kamar rawat inapku.

***

Bunyi pintu terbuka membuat aku mengalihkan pandangan dari perutku.

Senyum Bang Yusuf menghiasai pandanganku.

“Ada terasa sakit diperut, jika ada cepat kasih tahu Abang.” Ucap suamiku setelah duduk di dekatku.

“Abang kemana?” tanyaku

“Abang pergi jumpa dokter kandungan menceritakan masalah Alya makan pulut durian. Kata dokter tidak apa – apa, jangan makan durian mentah saja. Hanya penan dokter jika merasa sakit cepat dokter dikasih tahu.” Panjang lebar Bang Yusuf bercerita.

Senyumku terbit, gara – gara ngidam pulut durian kami cemas berlebihan.***

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

hahaha, siapa tahu hamil betulan bunda, salam sukses

21 Mar
Balas



search

New Post