Tantangan hari ke 27.03.2024

Langkahku pelan, rasa haus tak terkira. Rasanya menyesal tidak membawa tumbler air ketika pergi tarawih tadi.

Melangkah cepat, untuk sampai di rumah.

Belum juga separuh jalan, tak ada angin ada tiba – tiba hujan turun dengan lebat.

Aku berlari sekuat tenaga, jangan sampai aku basah kuyup.

Harapan tak kesampaian, badanku basah bagaikan tercebut dalam laut ketika sampai di rumah.

Dengan tergesa aku menuju dapur setelah mengunci pintu depan.

Menanak air untuk mandi, mengigigl badanku menunggu air panas.

Setelah air panas aku mencampurkannya dengan seember air dingin supaya tidak terlalu panas.

Mandi, dan menganti baju secepatnya aku lakukan untuk menghilangkan rasa dingin yang mendera karena terkena air hujan.

Dingin yang menusuk tulang membuatku meringkukkan badan di ranjang, tak selera untuk bertadarus seperti kebiasan setelah pulang kerumah selesai tarawih.

Semakin lama semakin menjadi mengigilku, ya Allah jangan sampai aku drop cukup saja kodrat perempuan yang membuat aku harus tidak puasa jangan sampai sakit sehingga anak menambah angka tidak berpuasa.

Terus merapal doa semoga aku mengigil karena terkena hujan saja.

Entah berapa lama aku tertidur setelah merasakan dingin yang menusuk tulang.

Perlahan netraku melihat kearah cahaya yang menyilaukan mataku.

Dengan rasa yang masih tidak nyaman aku berusaha untuk bangun.

Melirik jam dinding yang selalu menjadi pengingat akan bergantinya hari.

“Astafirullah.” Berdenyut kepalaku setelah beristifar.

Menetes airmata satu ramadhanku terbuang, dengan lesu aku meraih HP, menekan nomor Mira.

“Assalamualaikum Mir, aku titip surat izin ya.” Ucapku lemah.

“Kau sakit Han?” terdengar suara khawatir diseberang sana.

Suara batukku yang terdengar bukan jawaban atas pernyataan Mira kepadaku.

Malas untuk berbasa basi, aku menarik selimut untuk menyelimuti tubuhku yang meraskan dingin yang menusuk tulang.

“Hilang satu ramadhanku.” Batinku sebelum kesadaranku terengut alam sadarku.***

#TantanganGurusiana