SITI NURBAYA AZ

Guru SMA Negeri 2 Karimun. Masih terus mau belajar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
ZIARAH KUBUR (1)

ZIARAH KUBUR (1)

Tantangan hari ke 17.04.2024

Tatapanku nanar, penuh sesak tidak ada celah untuk masuk.

Melirik ke arah Mak yang sejak tiba tadi sudah meleleh air mata di mata tuanya.

Aku merangkul pundak Mak untuk memberikan kekuatan untuk tetap tegar.

Sudah lima tahun berlalu, tapi setiap saat mengunjungi Abah masih saja rasa sebak tak dapat di tahan.

Dada terasa penuh dengan gumpalan batu yang menghimpit.

Salah satu sebab aku tidak ingin berkujung ke sini, tidak tega melihat Mak mengucurkan airmata di mata tua yang sudah lelah.

Melirik jam tanganku, sudah satu jam kami berdiri, belum ada tanda – tanda yang berada di dalam akan keluar sementara kami yang diluar sudah letih berdiri menunggu giliaran untuk mengunjungi mereka yang berada di dalam.

“Abang belum kelihatan Mak.” Ucapku untuk mengalihkan perhatian Mak yang menatap nanar ke dalam sana.

“Bukannya Abang kau sudah kirim pesan tahun ini dia bersama keluarga sudah mengunjungi Abah semalam sore.” Nada ketus terdengar dari suara Mak.

Aku mengusap pelan pundak Mak yang masih aku ranggul.

“Maaf terlupa Mak, biasa terlalu banyak dipikirkan.” Ucapku mengeles.

Niat hati untuk membuat Mak tidak terlalu memikirkan kapan dapat giliran kami masuk malah aku menambah risau Mak dengan bercakap yang tidak pada tempatnya.

“Abangku selalu saja mengalihkan beban untuk mengunjungi Abah kepadaku, dengan alasan tidak tega melihat Mak menangsi di pagi raya.” Cih hanya alasan yang dibuat batinku.

“Mak kenapa Mak tidak ikut Abang semalam pedang, pagi raya ni, terlalu ramai orang Mak.” Ucapku menahan kesal.

“Hanya menemani Mak saja Kau sudah keberatan Sal. Itulah kenapa Mak malas untuk mengajak kau mengunjungi Abah.”

Aku bukan kesal meneman Mak, tapi kesal dengan pengelola yang tidak bisa menertibkan pengunjung yang berlama – lama sementara banyak yang antri.

Akhirnya setelah menunggu selama satu jam setengah kami mendapatkan gilirian untuk masuk.

Bersengol bahu, dengan cekatan aku dan suami membentengi Mak dengan berdiri di kanan dan kiri Mak, sementara anak – anakku berdiri di belakang kami. (Bersambung)

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang sangat menarik

18 Apr
Balas

Terima kasih Pak

18 Apr



search

New Post