Siti Nur Hasanah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
IGI Memang Keren, maka Saya Bergabung

IGI Memang Keren, maka Saya Bergabung

Oleh:

Siti Nur Hasanah

SMP Negeri 5 Suarabaya

Bendahara IGI Jawa Timur

Organisasi guru di Indonesia memang banyak, namun tak sekeren Ikatan Guru Indonesia (IGI), yang dulu sempat bernama Klub Guru. Sejak disahkan oleh pemerintah melalui SK Depkumham Nomor AHU-125.AH.01.06 Tahun 2009, Ikatan Guru Indonesia mulai berkiprah. Melalui wadah IGI, diharapkan para guru dapat mengubah dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada pihak lain dan sekaligus bersiap-siap menjadi lokomotif penggerak perubahan bagi bangsa.

Dengan motto “Sharing and Growing Together”, Ikatan Guru Indonesia akan menjadi komunitas yang tepat bagi para guru dan siapa saja yang tertarik dan peduli pada pentingnya memajukan dunia pendidikan dan keguruan.

Pertama kali kenal dan gabung dengan IGI, hanya kalimat “Wouw … luar biasa!” yang sempat terucap dan memang pantas ungkapan tersebut. Bagaimana tidak? Sejak bergabung dengan IGI, pada tahun 2008, yang waktu itu masih bernama “Klub Guru”, saya merasa menjadi guru yang begitu percaya diri.

Mengapa? Sejak mengenal IGI dari seorang teman, kemudian didaftarkan sebagai anggota, mengikuti kegiatannya, maka kenallah saya dengan seseorang yang bernama Mohammad Ihsan, selaku Sekjen IGI. Dari kegiatan-kagiatan yang beliau selenggarakan bersama Pak Satria Dharma, kenallah saya dengan banyak orang top yang tergabung di IGI. Di antaranya Mas Eko Prasetyo (Editor Jawa Pos), Pak Sukari, Pak Marjuki, dan Bu Istiqomah.

Dari perkenalan dengan Mas Eko, saya akhirnya kenal Kompasiana, blog kroyokan yang merupakan sebuah Media Warga (Citizen Media) yang mengusung semangat berbagi dan saling terhubung (Sharing, Connecting). Di sinilah saya banyak belajar menulis dari tulisan para Kompasianer yang hebat-hebat. Di Kompasiana juga saya menemukan Ayah angkat yang hebat, Ayah Tjipta Dinata Effendi, yang tinggal di negeri seberang (Australia). Tulisan-tulisan beliau selalu menginspirasi banyak orang, termasuk saya. Meski usianya sudah 77 Tahun, beliau mampu menulis setiap hari satu/dua artikel.

Dari kegiatan IGI di Surabaya, saya akhirnya berkenalan dengan Ketua IGI Gresik waktu itu, Pak Marjuki, yang sekarang menjabat sebagai ketua IGI Jawa Timur. Dari kegiatan-kegiatan IGI Gresik, saya pun kenal dengan Pak Sukari karena pertemuan-pertemuan rutin sering menempati rumah beliau. Selain rumahnya ditempati sebagai pelatihan-pelatihan, beliau juga yang mengisi dan memberi pelatihan-pelatihan tentang IT. Bersama beliau, kami (anggota IGI Gresik) maju bersama dan saling mendukung dalam peningkatan kompetensi pembelajaran berbasis IT.

Dalam perjalanan mengikuti gerak langkah kegiatan IGI, akhirnya saya bergabung dengan teman-teman IGI Surabaya karena tempat mengajar saya memang di Surabaya. Baru merapat di IGI Surabaya, saya pun didapuk sebagai pengurus IGI Jatim. Sejak semua pengurus kota/kabupaten dan wilayah Jatim terbentuk, IGI semakin menggeliat.

(Minggu, 24/1) Ikatan Guru Indonesia (IGI) wilayah Jatim telah menggelar pertemuan yang bertempat di Graha Wiyata LPMP Jawa Timur, Jalan Ketintang Wiyata Surabaya. Dihadiri oleh kurang lebih 120 anggota dari berbagai daerah/kota. Di antaranya: Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Malang, Batu, Mojokerto, Jember, Bondowoso, Jombang. Probolinggo, Ngawi, Bojonegoro, Madiun, dan Kediri.

Acara tersebut digelar dalam rangka persiapan Kongres II IGI di Makassar pada tanggal 30-31 Januari 2016 juga menjawab tantangan dan harapan pertama tahun 2016 dalam memfasilitasi pembentukan Pengurus IGI di semua Kota/Kabupaten yang belum terbentuk. Hal tersebut harus segera dilaksanakan untuk mempercepat konsolidasi pengurus di semua daerah se-Jatim.

Di samping itu, keinginan para guru yang tergabung dalam IGI untuk maju harus diapresiasi. Tidak sedikit guru-guru anggota IGI yang kreatif, yang selalu melakukan inovasi dan gemar menulis. Namun banyak keterbatasan fasilitas untuk mewadahinya.

Juga tidak sedikit guru-guru yang mengajar secara monoton, tidak tersentuh IT, tidak tahu bagaimana melakukan inovasi. Banyaknya guru-guru yang gaptek di bidang IT dapat memperlambat peningkatan kompetensinya.

IGI sebagai salah satu organisasi profesi pendidik tidak tinggal diam, menjawab tantangan tersebut dan selalu berusaha mencarikan solusi. Guru adalah pekerjaan yang sangat mulia. Pekerjaan guru sama halnya pekerjaan para Nabi, karena memuliakan manusia dan memanusiakan manusia dengan ilmu pengetahuan. Membantu pekerjaan guru diharapkan dapat menjadi amal jariyah,

Semoga kami yang tergabung dalam kepengurusan Wilayah Jatim, Kota/Kabupaten, bisa melaksanakan dengan ikhlas, amanah, dan bertanggung jawab. Demi peningkatan kompetensi guru di seluruh wilayah Indonesia. Aamiin …

Gresik, 28 April 2016

Sumber Gambar: Dok Pri

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post