PUISI

ANAK SHOLEH

By :Siti Nur Hasanah.

Terengah Nafas si Ujang terengah kelelahan tuk langkahkan kaki

menghadapi dunia yang semakin tua .

Duka derita silih berganti

Begitu berat cobaanmu jang.

Tampak lemah tak gairah.

Anak seusiamu seharusnya masih rapi duduk di sekolah bersama teman- temannya.

Kau bergegas pulang ,saat siang walau masih sedikit perolehanmu kerja sebagai kuli angkut barang belanjaan di pasar.Rasa lapar dan peningnya kepala terabaikan.

Dengan membawa 4 bungkus nasi kau pulang , karena Ibunya yang cacat setelah jadi korban tabrak lari.

Ucapan salam mengetuk pintu masih kau lakukan

Jawaban salam dari wanita cacad membukakan pintu.

Jabat dan cium tangan juga masih kau lakukan.

Kebersamaan dalam kekurangan masih terjaga .

Rasa hormat rasa sayang tertanam dalam jiwa ujang.

Dahi Ujang berkerut tanda berpikir.

Memandangi kedua adik dan emaknya yang kakinya tak bisa jalan.

Berkecamuk dalam pikiran dan hati, tanpa keluar tuk berkeluh.

Setelah membantu ibunya berwudhu diapun duduk sambil memijit kepalanya.

Seakan beban berat membebani pikirannya.

Terus dipijatnya kepala ,seraya merunduk memejamkan mata , dan berhenti saat ada swara adzan dhuhur berkumandang.

Diapun mengambil air dari sumur tua peninggalan kakeknya untuk keperluan mandi dan lainnya.

Si Ujang yang yatim tampak rapi menuju musolla dekat rumahnya.

Di musolla Ujang tampak khusyuk berdo'a entah apa yang diminta .

Walaupun jamaah lain sudah pulang ,

Si Ujang yang sholeh masih tampak khusyuk berzikir dan berdoa.

Seakan beban berat membebani pikirannya.

Limpung,22/9-20