Siti Nurhayati

Siti Nurhayati, M.Pd. Lahir di banyumas 12 Oktober 1966. Guru Bahasa Inggris SMK. Tinggal di Yogyakarta. Terus belajar karena kehidupan tak pernah berhenti mem...

Selengkapnya
Navigasi Web

Liku Hidupku

Bagian 3. Temanku Ingin Pulang

Tuti hanya bilang gak apa-apa. Tapi aku penasaran, pasti ada yang dia sembunyikan. Biasanya dia selalu terbuka. Masalah apapun dia kan cerita padaku.

Aku duduk di pinggiran tempat tidurnya. Aku mencoba untuk mengorek apa yang terjadi sehingga dia begitu murung.

“Tuti...ayolah cerita. Aku sedih melihat kamu begitu,” aku mencoba membujuknya agar mau cerita.

“Aku pingin pulang ke Lampung Yun. Aku rindu bapak ibu dan adik-adikku,” jawab Tuti sambil bangkit dan duduk.

“Kalau soal kangen dengan keluarga, aku juga sama. Tapi kan...kita sudah berjanji untuk tidak pulang dulu minimal tiga tahun setelah bekerja di sini baru nanti kita mudik saat lebaran,” kataku tak kalah emosional.

“Iya Yun...tapi aku sudah tidak tahan pingin banget ketemu ibuku,” jawab Tuti sambil murung dan menetes air mata.

Melihat Tuti seperti itu aku jadi tambah sedih. Aku juga jadi ingat simbok, bapak dan mbakku.

“Tapi kita bekerja dua tahun saja belum genap masa mau nyerah begitu saja,” kataku mengingatkan tentang janji saat akan berngat ke Jawa.

“Pokoknya aku mau pulang Yuni. Aku sudah tidak betah kerja di pabrik garmen ini,” ucapnya kukuh.

Aku mencoba mencari tahu kalau ada masalah lain yang dia belum cerita.

“Apa kamu ada masalah dengan supervisor, kamu dimarahi sehingga kamu sakit hati dan ingin pulang?” tanyaku sambil memegang bahu kanannya.

“Iya Yun...belakangan karena aku mungkin kurang fokus sehingga aku sering diingatkan. Tadi bagi malah aku dimarahi dengan keras sehingga aku malu pada teman-teman,” Tuti menjelaskan.

“Bukan hany kamu yang ditegur Tuu...siapapun akan diingatkan oleh supervisor jika melakukan kekeliruan. Itu sudah menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Jika dia membiarkan para pekerja tidak bekerja dengan baik, maka dia yang akan dimarahi oleh boss karena merugikan perusahaan.,” kataku mencoba memberi pengertian.

“Iya Yun aku paham, tapi aku tetap ingin pulang. Silahkan kamu meneruskan kerja di sini, tapi aku akan pulang. Jika setelah pulang kampung, tiba-tiba aku ingin bekerja lagi akan balik kerja di sini lagi,” ucap Tuti tegas.

Mendengar Tuti bicara seperti itu aku tak bisa lagi memaksanya. Aku sedih kecewa karena Tuti berubah pikiran, tadinya akan pulang setelah tiga tahun, ternyata baru dua puluh bulan malah dia pingin pulang.

“Ya sudah kalau memang keinginanmu untuk pulang kampung sudah bulat, aku tidak bisa memaksamu untuk tetap bekerja di pabrik ini bersamaku. Besok pagi kamu bisa menulis surat untuk berhenti sementara yang ditujukan kepada HRD,” kataku mengarahkannya.

“Baiklah Yuni. Nanti aku tulis surat seperti yang kamu sarankan. Terimakasih ya atas pengertianmu Yun,” ucap Tuti sambil memeluk diriku.

Tetiba ada sms masuk ke gawai Tuti dari adiknya yang mengabarkan bahwa ibunya sedang sakit keras dan terus memanggil namanya. Seketika Tuti menangis dengan air mata yang terurai.

“Mungkin ini Yun yang menyebabkan aku gagal fokus saat kerja. Ternyata ibuku sakit parah di rumah,” ucap Tuti padaku.

Bersambung...

Maguwoharjo, 5 Februari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

semoga ibunya yuni lekas sembuh... next crtanya

06 Feb
Balas

Aamiin. Terimakasih pak Sis.

07 Feb

Yang sakit ibunya Tuti teman Yuni.

07 Feb



search

New Post