Siti Nurhayati

Siti Nurhayati, M.Pd. Lahir di banyumas 12 Oktober 1966. Guru Bahasa Inggris SMK. Tinggal di Yogyakarta. Terus belajar karena kehidupan tak pernah berhenti mem...

Selengkapnya
Navigasi Web
Liku Hidupku
Pelabuhan Penyeberangan Merak Bakauheni. tribunnews.com

Liku Hidupku

Liku Hidupku

(Tulisan ke 33)

Bagian 1. Merantau ke Jawa

Yuni namaku lahir di Lampung. Aku anak bungsu dari tiga bersaudara yang semua perempuan. Bapak dan simbok asli Jawa yang datang ke Sumatera ikut program transmigrasi. Kakak pertama telah menikah dengan seorang perangkat desa dan telah punya rumah sendiri. Kakakku yang lain membuka jasa jahitan di rumah selepas tamat SMK Tata Busana. Pelanggannya lumayan banyak dari desa dan sekitarnya. Aku sendiri adalah baru selesai SMA. Aku punya mimpi untuk hidup mandiri tanpa harus merepotkan keuangan orangtua lagi. Sudah cukup mereka menyekolahkan aku hingga SLTA, seperti kedua kakakku.

Aku sudah mengantongi ijazah SMA. Sebenarnya tak puas sih kalau sekedar tamat SMA. Nilai ijazahku lumayan bagus. Rata-rata delapan koma lima. Ingin rasanya lanjut kuliah dan menjadi seorang guru. Namun kalau melihat kondisi ekonomi orangtuaku, rasanya aku tak tega jika harus menuntut mereka mengeluarkan biaya studiku lagi. Orangtuaku hanyalah petani yang sawahnya tidak terlalu luas. Hanya cukup untuk biaya hidup tanpa hutang itu sudah bagus.

Aku adalah salah satu puja kesuma yakni putra Jawa Kelahiran Sumatera. Aku bermaksud merantau ke Jawa. Aku enggan kalau hanya mencari kerja di Pringsewu. Aku ingin menyeberang ke Jawa bagian Barat saja biar kalau kangen orangtua tidak terlalu jauh baliknya. Begitu pikirku sambil berbaring dan menatap langit-langit kamarku.

Besok pagi aku harus bilang sama kakak dan juga orangtua. Sebenarnya berat harus pisah dari orangtua, namun aku juga ingin merubah nasib. Aku harus berani berpisah dengan orang-orang yang aku sayang demi masa depan yang lebih baik. Di rumah kan ada mbak Ninik-kakakku yang bisa menjaga kedua orangtua. Aku hanya ingin mengumpulkan uang agar kelak aku berumah tangga sudah ada modal. Bukan semata-mata mengandalkan orangtua. Setelah berpikir lama, akupun terlelap di kamar yang berdinding separoh batako dan sisanya papan kayu. Aku terbangun saat sayup-sayup terdengar suara azan subuh dari masjid yang tidak begitu jauh dari rumahku.

Selepas subuh aku ngaji Qur’an sebentar terus menuju ke dapur. Aku menanak nasi dan merebus air serta menggoreng pisang yang dibawa bapak dari kebun. Banyak kayu bakar di dapur, aku masak menggunakan tungku. Kakakku juga sudah bangun. Dia langsung mencuci piring yang semalam belum dicuci selepas makan malam selepas sholat subuh.

Aku membuatkan teh manis untuk bapak dan simbok juga kakak. Sambil ngeteh di pagi hari aku beranikan diri untuk mengutarakan maksud hati hendak merantau ke Jawa.

“Mbok...Yuni pingin omong sesuatu,” ucapku sambil mendekat simbok yang duduk di kursi panjang bersebelahan dengan bapak di ruang tengah.

“Mau omong apa nduk...ya omong saja” kata simbok setelah menyeruput teh hangat buatanku.

“Gini loh mbok...Yuni kan sudah selesai sekolah SMA. Yuni pingin kuliah tapi kan simbok karo bapak mesti abot. Jadi Yuni pingin golek duwit neng Jawa (Yuni pingin kuliah tapi ibu dan bapak pasti berat, makanya Yuni pingin cari uang di Jawa),” ucapku agak cemas khawatir ditolak.

“Ngopo golet duwit ndadak adoh-adoh. Sing cedak kene wae (Mengapa cari uang kok jauh-jauh, yang dekat saja ada), ucap bapak sambil menyomot pisang goreng di piring yang aku letakkan di meja makan.

“Tidak lama kok Pak...ngko nek duwit wis lumayan akeh, aku tak balik pak (Tidak lama kok pak, nanti kalau uang yang didapat sudah lumayan banyak aku pasti pulang kok pak),” kataku meyakinkan bapak.

Simboknya bilang,” Yo wis nduk nek alasane ngono yo tak ijini, mumpung esih enom karo golet pengalaman (Ya sudah nak kalau begitu alasanmu saya beri ijin, mumpung masih muda sekalian cari pengalaman).”

Aku seneng banget saat simbok (ibu) mengijinkan aku merantau ke Jawa. Langsung aku peluk simbok dan kucium tangannya.

“Arep mangkat kapan nduk le arep neng Jawa (Mau berngkat ke Jawa kapan)?” tanya simbok pingin tahu.

“Ya nek simbok karo bapak wis ngijini ya segera aku mangkat mbok (Kalau ibu bapak sudah kasih ijin tentu saja aku segera berangkat),” jawabku sambil memegang cangkir is teh.

Ninik berucap,”Arep merantau neng Jawa to dek (mau merantau ke Jawa to dek)?”

“Iya mbak...aku pengin golet duwit karo pengalaman mbak (Iya kak, aku pingin cari uang juga pengalaman),” ucapku mantap.

***

Beberapa hari kemudian setelah berkemas-kemas aku pamit simbok dan bapak. Tentu saja ada air mata yang tak putus, namanya melepas anak mau merantau, terlebih aku adalah anak bungsu. Aku bersalaman dan aku peluk kedua orangtuaku. Mereka mendoakanku dan berpesan agar aku bisa menjaga diri baik-baik. Aku memang telah menerima panggilan bekerja di pabrik garmen di Banten.

Kakakku mengantar sampai terminal bis. Aku naik bis AKAP. Aku berpelukan dengan kakakku sambil bertangisan.

Kakakku berpesan, “ Hati hati ya dik. Jangan lupa kasih kabar kalau sudah sampai di Jawa.”

“Iya mbak...tolong jaga simbok karo bapak yo mbak.” ucapku dengan sendu.

Tak lama bis melaju dengan kecepatan standar. Kakakku melambaikan tangan ke arahku. Aku juga melambaikan tangan ke arahku lewat jendela bis. Hingga sampai di penyeberangan Bakauheni Merak dengan kapal ferry rasa hatiku tak menentu. Namun kupasrahkan pada Allah SWT karena tekadku merantau ke Jawa telah bulat. Ini pertama kali aku keluar dai pulau Sumatera. Penuh kesyukuruan akhirnya aku bisa menginjakkan kaki di pulau Jawa.

Bersambung.

Maguwoharjo, 2 Februari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bunda crt nya. Dtggu lanjutannya ya...

03 Feb
Balas

Terimakasih bunda Siska.

03 Feb

Oma, cerbungnya keren bingits.

03 Feb
Balas

Terimakasih mb Leni.

04 Feb

Penuh kesyukuruan akhirnya aku bisa menginjakkan kaki di pulau Jawa....alhamdulillah...

03 Feb
Balas

Terimakasih pak Sis hadirnya.

03 Feb



search

New Post