Siti Nuroifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Jadilah Generasi Orisinil!

Oleh: Siti Nuro’ifah, S.Pd.SD.

Di era digital sekarang bersosial media adalah suatu kebutuhan. Aplikasi media sosial seperti Facebook (FB), Instagram (Ig), Path, Whatapps (WA), Twiter, Telegram, dan masih banyak lagi yang banyak diunduh penggunanya. Saya sendiri juga belum begitu memahaminya. Hamper bisa dipastikan setiap orang memiliki akun lebih dari satu jenis aplikasi media sosial. Karena melalui aplikasi tersebut berbagai informasi mulai dari berita, bisnis, gosip, transaksi jual-beli, makanan, tempat wisata dan masih banyak lainnya dengan mudah dapat diperoleh netizen, yaitu sebutan bagi para pengguna internet. Ya, semua aplikasi tersebut dapat dioperasikan dengan jaringan internet.

Para netizen sangat cepat memperoleh informasi dari penjuru dunia dan langsung bisa membagikan informasi yang didapatnya dengan mudah. Namun sebagai generasi zaman now harus cerdas dalam mengolah informasi yang ada. Bisa jadi informasi yang didapat melalui jejaring sosial tersebut palsu alias hoax. Nah, kalau berita hoax tersebut sudah terlanjur tersebar dan menyebabkan keresahan para netizen, bisa-bisa akun yang kalian miliki diblokir bahkan ditutup oleh pengelola aplikasi media sosial tersebut.

Sebelum membagikan berita atau informasi yang kalian peroleh, terlebih dahulu pastikan sumber informasi tersebut jelas. Jika sumbernya tidak jelas, saran saya jangan dishare deh, kalau tidak ingin ada komentar-komentar julid dan pedas di kolom komentar status kalian. Bukan hanya itu jika berita hoax tersebut sampai membuat seseorang merasa dirugikan, wah kalian bisa diadukan ke pihak berwajib dan terjerat Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Oleh karena itu jadilah generasi zaman now yang cerdas dalam bermedia sosial yaitu generasi cerdas anti hoax.

Selain anti hoax, generasi zaman now juga harus kreatif dan inovatif. Kalian harus bisa menjadi generasi yang dapat membuat suatu karya ciptaan kalian sendiri. Kalian bisa berkarya melalui musik, olahraga, teater, dance, dan yang tidak kalah kerennya yaitu melalui tulisan. Iya, kalian bisa berkarya dengan menulis. Tulisan tentang apa saja yang penting tidak berunsur sara, porno, dan ujaran kebencian yang bisa memecah belah kerukunan bangsa.

Memang sih, menjadi seorang penulis itu tidak mudah. Apalagi masih pemula seperti saya. Hehehe…! Apa yang kalian tulis harus benar-benar dari hasil pemikiran diri sendiri. Jangan sampai apa yang kalian tulis hasil dari menjiplak karya orang lain atau biasa disebut dengan plagiat. Kalian pasti tidak mau kan disebut penjiplak atau plagiator? Kegiatan menjiplak (plagiarisme) karya orang lain memang sering kita jumpai sehari-hari. Mulai dari anak-anak sekolah bahkan pakar pun ada yang dengan sengaja melakukan plagiarisme. Ya, inilah kebiasaan buruk masyarakat yang harus kita perbaiki bersama. Tidak hanya pada tulisan, plagiarisme juga sangat familiar di industri musik. Mungkin di industri musik sering kita dengar dengan istilah membajak. Banyak compact disk (CD) album dari musisi tanah air yang dengan mudah dibajak orang yang tidak bertanggung jawab demi meraup keuntungan berlipat dan tentunya ini sangat merugikan musisi tersebut.

Selain di industri musik, di dunia pendidikan juga sering terjadi plagiarisme. Para siswa yang mendapat tugas dari guru untuk membuat makalah atau artikel, mereka tanpa berpikir panjang langsung searching di mbah google. Dengan bermodal jaringan internet dan perangkat computer seketika makalah atau artikel tersebut sudah siap untuk dikumpulkan tanpa editing sama sekali dan tanpa mencantumkan sumbernya. Tanpa disadari bahwa apa yang telah mereka lakukan adalah bagian dari plagiarisme. Dan yang lebih memprihatinkan sang guru tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Membahas tentang plagiarisme, saya mempunyai pengalaman tentang plagiarisme sewaktu mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) tahun 2017 lalu. Kebetulan pembekalan PLPG tersebut melalui daring (baca: online). Ada teman satu kelompok pembekalan PLPG yang mengumpulkan tugas laporan kemajuan pembekalan dari hasil mengcopy paste tugas milik temannya dari kelompok lain. Dan kesalahan terbesarnya adalah tanpa melakukan editing sama sekali. Sampai-sampai nama, nomor peserta dan asal sekolah milik temannya tersebut masih “terpampang nyata” di laporan tersebut. Langsung saja mentor kami menegur dengan keras kepada peserta tersebut. Melalui chat di grup whatapps (WA), mentor kami memberi himbauan. “ Ini adalah plagiarisme. Kalau ada mahasiswa melakukan plagiat seperti ini jangankan untuk ikut ujian skripsi untuk mengajukan judul skripsi saja langsung kami tolak. Untung ibu ini peserta PLPG bukan mahasiswa” tulis mentor di chat grup WA. Kejadian ini menjadi pengalaman buat saya bahwa plagiarisme itu sangat ditentang, apalagi di dunia pendidikan.

Kita sebagai guru juga turut andil dalam menyadarkan masyarakat khususnya anak didik kita tentang plagiarisme. Selain merugikan orang lain plagiarisme sebenarnya termasuk melanggar hukum sesuai Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Namun sering dijumpai bahwa plagiarisme itu hanya dikonotasikan sebagai pelanggaran etika saja. Dan yang lebih bahaya lagi plagiarisme pada anak didik kita dapat membunuh kreativitas mereka yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini. Tentunya kita semua menginginkan anak didik kita menjadi generasi yang aktif, kreatif, dan inovatif dalam menghasilkan suatu karya. Tentunya karya yang sebelumnya belum pernah tercipta dimana pun dan oleh siapa pun alias orisinil.

Mari tiada letih dan bosan menjadikan anak didik kita menjadi generasi yang cerdas zaman now. Yakni generasi cerdas anti hoax, generasi cerdas anti plagiarisme dan tentunya generasi cerdas yang berkarya orisinil membanggakan Indonesia. Salam Literasi…!!!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yang mencerahkan .....

07 Sep
Balas



search

New Post