Kegalauan Di Kelas Menulis

Pagi ini hari Sabtu 14 Oktober 2017 saya memulai sesuatu hal yang besar dalam hidup saya. Dengan penuh semangat dan percaya diri saya berangkat dari rumah dengan tidak lupa memohon doa restu dari keluarga agar diberikan keselamatan dan kemudahan dalam kegiatan ini. Masih tidak percaya saya akan mengikuti kelas menulis ini.

Sesampai di tempat pelatihan tepatnya di Pusat Bahasa di Kampus UNESA saya bertemu dengan banyak peserta lain yang ternyata sebagian besar mempunyai keresahan yang sama dengan saya walaupun ada juga yang sudah memiliki pengalaman yang hebat. Dan lagi, saya masih belum percaya sudah duduk dan mengikuti kelas menulis.

Acara dimulai. Narasumber bapak Mohammad Ihsan menyampaikan bahwa satu bulan harus bisa membuat satu buku. Langsung saja dalam pikiran ini melayang tanda Tanya besar, “bisa nggak ya?? “ Jujur saja, saya belum memiliki pengalaman sama sekali tentang menulis buku. Sambil menyimak penjelasan narasumber saya berpikir kira-kira menulis apa ya? Bisa nggak satu bulan itu selesai? Campur aduk rasanya. Apalagi bapak Mohammad Ihsan menyampaikan jika sudah mengikuti kelas menulis ini harus bisa menghasilkan satu buku dalam waktu satu bulan. Jika tidak bisa maka anda adalah produk gagal dari kegiatan ini. Langsung saja “ mak jlebb!!” Rasanya sakit sekali mendengar kata itu. Kata itu menjadi motivasi saya. Saya harus bisa! Saya pasti bisa!. Tapi kira-kira menulis tentang apa ya? Saya masih bingung.

Sambil terus menyimak penjelasan narasumber kedua bapak Eko Prasetyo saya masih bingung dan terus berpikir nantinya ingin menulis tentang apa. Setelah beliau memberikan contoh dan ilustrasi, saya sedikit mempunyai gambaran tentang apa yang nantinya akan saya tulis. Ternyata, ide yang mau saya tulis kok hampir sama dengan contoh pak Eko. Yaitu tentang diet. Tapi nggak deh! saya juga kurang yakin dengan ide itu. Akhirnya tugas pertama menulis saya dimulai. Saya menulis tentang keraguan di kelas menulis pertama saya.