"Tik, mau ke mana?"Atik menoleh. Dia kaget. Ternyata Mamat ada di belakangnya.

"Ke pasar. Lha kamu mau ke pasar jugakah?"jawab Atik. Mamat mengangguk.

"Aku mau naik dokar. Kamu jugakah?"tanya Atik lagi. Mamat mengangguk lagi.

" Ya udah, kita bareng aja."Mamat dengan mantap memberi keputusan.

Kusir tetap duduk di depan. Mamat di belakang, duduk berhadapan dengan Atik. Nampaknya tidak ada keinginan Mamat untuk menggantikan posisi kusir. Kalau dia melakukannya, mungkin bakal ditolak juga oleh si kusir. Apa jadinya coba kalau Mamat yang menjadi kusirnya? Mungkin si kuda akan meringkik dan berdiri ketakutan. Hahahahaha...

Perjalanan dari sekolah ke pasar dengan naik dokar itu tidak lama, namun asyik rasanya. Angin sepoi - sepoi menyapu rambut Atik yang tergerai. Mamat sesekali mencuri pandang ke Atik saat gadis itu menunduk, sedang memperhatikan si kuda atau sedang melihat deretan toko di kanan kiri jalan.

"Hmmm, Atik memang kalem dan terlihat ayu saat rambutnya tersibak,"gumam Mamat dalam hati.

"Kamu mau cari apa sih di pasar?"tanya Mamat memecah kesunyian. Dari tadi belum ada percakapan.

"Buku dan aksesori Pramuka. Lha kamu mau beli apa?"jawab Atik.

"Enggak. Aku cuma jalan - jalan aja. Ya, ntar kuantar kau,"terang Mamat.

'"Oh, gitu. OK, yuk turun!"ajak Atik.

Keduanya berjalan menyusuri lorong - lorong pasar, hingga menemukan toko buku yang dicari Atik. Penjaganya seorang cowok yang kebetulan adalah adik dari pemilik toko."Hai Dik. Tumben pulang gasik?" tegurnya. "Iya Mas, gurunya mau rapat,"jawab Atik. Melihat keduanya nampak akrab sekali, Mamat minta ijin pergi.

Di benak Mamat timbul pertanyaan besar, "Ada hubungan apa ya dia dengan Atik?"

Sebenarnya, Mamat sengaja membuntuti Atik. Dia yang seharusnya pulang ke arah barat dari sekolah, kali ini sengaja ikut naik dokar ke arah pasar. Jaraknya sekitar satu kilometer dari sekolah. Sebenarnya ada suatu hal penting yang akan dia sampaikan, tapi berhubung Atik nampak asyik mengobrol dengan cowok itu maka diurungkan niatnya. Mamat pulang dengan kecewa dan kepalanya dipenuhi rasa penasaran.