Jangan Tanya Degup Jantungku Mas
Aku tak tahu. Setiap kali kita bertemu, dag dig dug jantungku. Meski tidak betegursapa ataupun bersalaman, nyaman rasanya hati ini. Sudah kubilang pada diriku sendiri, dia milik sahabatmu. Tapi ya bagaimana, rasa ini timbul begitu saja. Tidak ada rekayasa. Tidak kusengaja. Apakah ini takdir dari Yang Maha Kuasa? Aku sendiri heran, rasa klik ini kok bisa bercabang. Aku tidak mampu mencegah getar itu kala bersamamu. Nampaknya dirimupun begitu juga. Dari sinar matamu kurasakan itu.
Cocok dengan liriknya, samar-samar kudendangkan lagu jadul itu. Mengapakah kita harus berjumpa di saat kita telah berdua? Berdosakah diriku kepadanya, pabila aku mencintaimu. Namun kini apalah dayaku, semua kini telah terjadi. Walaupun kau sayang kepadaku, tak mungkin ohoo tak mungkin. Oh Tuhan Yang Kuasa, berilah petunjukMu. Betapa pedihku rasakan kasihku tak sampai. Kembalilah kau kepadanya sayang. Biarkanlah kini kusendiri. Do'aku selalu menyertaimu, semoga kau berdua bahagia.
Ya, kita telah sama-sama berkeluarga. Apa boleh buat. Kita nikmati saja rasa itu, tapi tidak usah kita wujudkan secara fisik. Moga keluarga kita masing-masing tetap utuh dan bahagia.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Saya sdh tahu kok. Jadi tdk perlu bertanya. Knp lama tdk nulis?
H h h, kok tahu sih? Nulisnya nunggu mood Pak.
Hehehe, makasih Bu Reni.
Cinta tak sampai nih rupanya. Salam kenal dan Salam Literasi Bunda ...
Sugeng tetepangan ugi Pak Slamet. Menika namung karangan kok Pak. Kula serik kaliyan Pak Edi, saged2e piyambake damel seratan karangan namung saking mbayangke. Lha kula cobi ngarang saking lagu.
Haduh, judulnya menggoda iman... Membuat jantungku ikut berdegub... hehe...