Siti Nur Wiqoyati

Wiqoyati adalah seorang perempuan dari Magelang Jateng. Meniru bapaknya, berprofesi sebagai guru. Saat ini mendapat tambahan tugas tambahan sebagai Kepala Sekol...

Selengkapnya
Navigasi Web

Omnifora

Aku itu omnifora. Penyuka segala. Nggragas. Asal halal dan tidak menjijikkan, aku doyan. Daging ayam kampung, ayam sayur (horn), sapi, kerbau, kambing, aneka ikan, bahkan kuda dan kelinci, gak masalah di lidah maupun perutku. Kalau telur sih aku cuma mau telur ayam, bebek, enthok, angsa, ikan dan burung. Aku gak doyan telur ular, penyu, lalat maupun kupu-kupu. Sama dengan yang lain mungkin ya? Mau digoreng, diasap, digulai, disup, direndang, digulai, diopor, dioseng, dibalado, ditongseng, diacar, dibumbu Bali, dibothok, disate, diempal, diasam pedas, disemur atau cuma direbus dengan garam, tidak masalah bagiku.

Hanya saja, kalau boleh memilih maka ikan adalah lauk hewani yang paling aku suka. Gurih, mudah dicerna, mudah dipotong dan tidak mudah nyanthel di gigi. Kalau daging sapi, waduuuh. Walau kadang dapat yang lunak, tapi pasti deh ada yang mandheg di sela gigi. Kalau gak segera ketemu tusuk gigi...wah, ngilu tuh gigi berhari-hari.

Sejak aku belum sekolah hingga SMA, aku jarang sekali makan daging sapi. Dapatnya paling dari berkat/ bancakan dari tetangga. Kambing kayaknya hanya kutemui saat Hari Raya Idul Adha. Ayam atau enthok, biasanya menyembelih sendiri dari piaraan bapak setiap Hari Raya Idul Fitri. Aku atau kakak lelakiku yang megang kaki dan sayapnya, bapak yang menyembelih. Aku pula yang mengeluarkan telih/ lambung, hati, ampela dan ususnya. Hanya hati, ampela dan dagingnya yang kita makan. Tentu setelah dimasak. Lambung dan usus kita buang. Tapi kadang ususnya kita makan juga ding, setelah kita bersihkan dari kotorannya. Kuda dan kelinci belum pernah, tapi kalau ada ya pasti kuembat. Telur mau direbus, didadar, diceplok, diorak-arik, OK semua. Buat obat (paling gak tombo kepengin), oke juga kuning telur mentah diuntal (ditelan langsung).

Sekarang tentang sayuran. Aku itu doyanan juga. Bayam, kangkung, sawi, seledri, pakcoy, selada, kol, bunga kol, glandir (daun ubi jalar), brokoli, daun pepaya, pare, daun waluh jipang, kacang panjang, terong hijau, terong ungu, mbayung (daun kacang panjang, buah pepaya muda, bunga pepaya jantan, wortel, kentang, tempuh wiyung, jentik manis/ somprok, jembak/ kenci, cekuthi, daun pakis, daun adas, daun so, melinjo dan sebagainya aku suka. Sayur bening, sup, lodeh, kluban/ urap, pecel ataupun bobor, tidak ada yang saya pantang. Bubur pedas Pontianak, bubur Manado, bubur Klaten, bubur ayam Semarang dan aneka bubur lainnya tak ada yang gak enak. Mlanding, petai dan jengkolpun kadang-kadang aku makan. Petai enak digoreng, dibakar, dikukus, disambal goreng, dicampurkan ke sayuran pokok ataupun dimakan mentah, enak semua.

Alhamdulillah sampai sekarang belum ada dokter yang melarangku makan ini atau itu. Semoga saja sampai akhir hayat aku bebas makan apapun yang kusuka. Ya, hanya saja aku sendiri yang membatasi banyaknya asupan gizi ke mulutku. Apalagi kalau angka kolesterol dan gula darah sudah mendekati ambang batas. Konon dalam Hadits yang aku tidak hafal, Nabi Muhammad SAW bersabda " Makanlah kamu selagi lapar, dan berhentilah sebelum kamu kenyang."

Bagaimana denganmu wahai kawan? Kutunggu ceritamu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post