Shalat I'd Di Rumah Saja
Beberapa hari kedepan merupakan ujian terberat Pemerintah dan masyarakat dalam masa covid 19 ini. Karena kedepan umat Muslim diseluruh dunia khususnya Indonesia akan melaksanakan hari kemenangan yaitu idul Fitri. Dimana rangkaian kegiatan sebelum Hari Raya idul Fitri banyak masyarakat melakukan kegiatan kegiatan yang menjadi pembiasaan atau adat istiadat seperti mudik/pulang kampung, shalat I'd, silahturahmi dengan keluarga atau tetangga yang semua ini akan menimbulkan kerumunan.
Kesadaran masyarakat dituntut untuk tetap patuh pada protocol PSBB dengan tetap menggunakan masker, jaga jarak, hindari kerumunan, tidak mudik, dan akhir akhir ini pelarangan melaksanakan shalat I'd berjamaah yang menimbulkan kerumunan orang.
Harus diakui pekerjaan terberat Pemerintah adalah pelarangan orang berkumpul terutama pada shalat I'd. Bukan shalat I'd yang dilarang tetapi kerumunan orang yang dikhawatirkan memicu meningkatkan orang terpapar virus covid-19
Virus covid-19 tidak mengenal Sara, jabatan, tempat, kedudukan, usia dan lain lain. Semua orang ada kemungkinan potensi tertular covid-19. Oleh karenanya semua harus bisa menjaga diri dan menanggung resiko saat ada kerumunan orang.
Berawal dari meremehkan, orang lain melakukan tapi tidak apa apa, Akhirnya coba coba tidak melakukan protokol PSBB dengan baik, dan akhirnya terpapar. Melonjaknya orang terpapar bisa disebabkan berbagai hal diantaranya : rasa bosan diam di rumah, jumlah aparat terbatas, kemudahan di sana sini, kran kelonggaran PSBB dibuka.
Perlu sinergi antara Pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan kepatuhan PSBB. Jika semua disiplin menaati aturan PSBB, maka kurva covid-19 akan melandai dan Indonesia bisa melaksanakan era "New Normal".
Status zona hijau bukan sebuah stempel bahwa daerah tersebut benar benar terbebas dari covid-19, jika warganya Ada yang tidak patuh pada protokol kesehatan.
Seruan Pemerintah tidak akan bisa evektif, tangan Pemerintah tidak akan bisa menjangkau sampai ke daerah daerah. Dibutuhkan kerjasama antara pemuka agama dan tokoh masyarakat untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk melaksanakan protokol PSBB dan diam di rumah. termasuk pelaksanaan shalat I'd di rumah.
Bukan shalatnya yang dilarang tetapi potensi kerumunan orang banyaklah yang dikhawatirkan akan memicu munculnya kembali wabah covid-19 yang Baru. Banyak orang yang ingin mementingkan rasa emotional, karena pembiasaan sesrorang melaksanakan shalat I'd di Hari Raya, keinginan untuk shalat I'd sangat tinggi, adanya pendapat idul Fitri tidak syah jika tidak shalat. Semua itu tetap bisa Kita laksanakan tetapi pelaksanaannya di rumah saja agar wabah covid-19 dapat diminimalisir.
Mari Kita Bantu diri Kita dan Pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19. Insya Allah badai pasti akan berlalu
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan yang bagus, menggugah kesadaran kita. Lanjutkan.
Terimakasih, banyak belajar dari ibu
Tetapi sebagian orang tidak mengerti sampai berkomentar, mengapa mesjid ditutup sedangkan pasar dan mall dibuka...Salam semangat,
Perlu adanya pembelajaran Salam kembali
Kerennnnn tulisanya renyah di baca
Pa sadan Juga ga Kalah keren