Siti Rahminingsih, SPd

Guru Bahasa Jerman di SMAN 1 Karangdowo, Kab. Klaten, Propinsi Jawa Tengah....

Selengkapnya
Navigasi Web
LAIN LADANG LAIN BELALANG, LAIN LUBUK LAIN IKANNYA (Tagur R-361)
Fotoku

LAIN LADANG LAIN BELALANG, LAIN LUBUK LAIN IKANNYA (Tagur R-361)

Peribahasa itu memiliki maksud setiap daerah memilikì adat istiadat atau aturan masing-masing. Satu daerah memiliki aturan yang berbeda dengan daerah lain. Ungkapan ini dimaksudkan untuk menasehati, setidaknya memberi tahu, kepada yang hendak pergi ke suatu daerah, entah menetap atau sementara, untuk mengenali daerah itu terlebih dahulu agar bisa menyesuaikan diri dengan baik. Jangan sampai melakukan hal yang menjadi pantangan, apalagi secara terang-terangan.

Tidak usah bicara daerah, pindah dari satu kelompok ke kelompok lain pun kita juga dituntut menyesuaikan aturan kelompok baru. Begitu juga saat berhadapan dengan orang. Setiap orang punya karakter masing-masing. Ada yang kaku, ada yang fleksibel. Saat berhadapan dengan yang fleksibel, kita bisa sedikit bersantai. Tetapi saat berhadapan dengan yang kaku, apalagi dia berkuasa, maka kita harus bekerja keras menyesuaikan diri.

Kurikulum Merdeka pun mengakomodir perbedaan individu ini dengan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran model ini memperhatikan kebutuhan dan kemampuan individu. Saat terjadi pelanggaran pun kita harus memperhatikan latar belakang siswa yang mewarnai kepribadiannya dan kebutuhannya untuk mengambil tindakan yang tepat.

Sebenarnya yang ingin saya bahas kali ini hanya sedikit mirip dengan makna peribahasa di atas. Mungkin tidak bisa disamakan, tetapi saya juga tidak tahu kenapa saat mendengar hal ini saya teringat peribahasa itu.

Begini, ada seseorang yang baru saja melakukan perjalanan urusan dinas ke Jakarta. Dia cerita berangkat naik pesawat dan karena jam pulangnya tidak bisa dipastikan, sehingga tak bisa pesan tiket dahulu untuk pulang, maka dia terpaksa naik kereta api jurusan Surabaya yang tidak berhenti di Klaten. Dia terpaksa turun di Solo.

Walau saat menyelesaikan urusan dinas tadi menemui dan bersama pejabat penting, juga dijamu makanan, tetapi karena yang dibahas masalah serius, maka tak ada yang ingat untuk menyantap jamuan yang disajikan, sehingga seseorang yang tadi saya sebutkan hingga acara selesai belum makan sesuatupun, kecuali beli es teh di bandara. Dia juga tak memiliki kesempatan mampir makan karena dikejar waktu. Terpaksa dia beli bakwan dan es teh di stasiun kereta, sekedar untuk mengganjal perut.

Fokus cerita ini adalah sesuatu makanan atau minuman, berbeda tempat dan penjual, memiliki harga yang berbeda. Perbedaan harganya cukup fantastis. Jika tak percaya silahkan anda buktikan dengan membeli es teh di stasiun, bandara dan hotel bintang lima, setelah itu anda bandingkan dengan es teh di warung tetangga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post