KAIN IHROM APA
Menonton tayangan Pejuang Haji Trans 7 sore ini, tak terasa ingatanku melayang pada sosok bersahaja penuh kelembutan. "Pengen deh, Apa dibeliin kain ihrom" begitu pinta Apa (sebutan kepada bapakku) suatu sore selepas mengaji asar.
"Kan dapat bagian, kenapa harus beli ?" Jawabku
"Buat salinnya nanti"
Perbincangan itu seakan menari dalam benakku. Memainkan memoriku akan sosok yang sangat merindukan Baitullah. Setiap permintaannya selalu kukabulkan sesuai kemampuanku. Kain ihrom, ikat pinggang warna hijau, baju Koko, pakaian dalam dan sebagainya. Mengantarnya ke kantor Imigrasi untuk photo membuat pasforpun kulakukan demi menyenangkan hatinya.
Hngga saatnya, tinggal lima bulan keberangkatan ke tanah suci, Apa tak sanggup lagi menunggu. Penyakit nya tak lagi memberikan kesempatan Apa untuk menunaikan rukun Islam yg ke 5. Apa meninggalkan segala urusan duniawinya lebih dahulu, meninggalkan kami anak cucu dan menantunya, meninggalkan kain ihrom yg selalu ditatap dan dielusnya setiap habis shalat, tanpa sempat mengenakannya dihadapan baitullah seperti cita-citanya.
Allahummagfurlahu warhamhu, wa 'afihi wa'fu 'anhu.
Bogor, 10 Agustus 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga Allah SWT menempatkan di sisi-Nya Aamiinyarabbal'alamiin Salam Literasi
Semoga husnul khotimah ayahandanya, Bu.
Allahumma firlahu warhmhu, semoga husnul khatimah
Semoga husnul kotimah
Semoga Apa mendapat tempat yg terbaik disisiNya bu siti. Aamiin